by

Ahlul Ilmi Artinya: Pengertian dan Peran Ahli Ilmu dalam Al-Quran

Ahlul Ilmi adalah istilah dalam Al-Quran yang merujuk kepada para ahli ilmu atau ulama. Dalam Al-Qur’an, para ahli ilmu atau ulama’ dikenal dengan tiga nama yang berbeda, yaitu ulama’ (Surat Al-Fathir ayat 28), robbaniyyun (Surat Ali Imran ayat 79), dan ahludzikri (Surat An-Nahl ayat 43, Surat Al-Anbiya’ ayat 7).

Setiap nama ini mencerminkan karakter dan tugas khusus para ahli ilmu dalam memahami, mengajarkan, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Ahli ilmu dalam Alquran juga disebut sebagai Ahlul Ilmi, yang merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam ilmu agama Islam.

Pada ayat Surat Al-Fathir ayat 28, Ahlul Ilmi disebut sebagai Ulama’, yang bermakna orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam ilmu agama Islam.

Sementara itu, pada ayat Surat Ali Imran ayat 79, Ahlul Ilmi disebut sebagai Robbaniyyun, yang artinya orang-orang yang mendalami ilmu agama Islam dan mengajarkan tata cara beribadah serta syariat.

Kemudian, pada ayat Surat An-Nahl ayat 43 dan Surat Al-Anbiya’ ayat 7, Ahlul Ilmi disebut sebagai Ahlu Dzikri, yang artinya orang-orang yang selalu mengingat Allah dan menunjukkan jalan kebenaran dalam beribadah dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

Membangun kebersamaan dan mendapat keberkahan dengan membaca sholawat nariyah 4444x  dari Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan mengklik tautan ini.

Typologi Ahlul Ilmi yang Pertama: Ulama’

Dalam Alquran, dikatakan bahwa “Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu sajalah yang takut kepada Allah” (QS. Fatir: 28). Hal ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam ilmu agama Islam harus memiliki takwa yang sebenar-benarnya, yakin yang kuat kepada Allah, serta menyembah Allah dengan sebenar-benarnya.

Bentuk dari khosyah atau rasa takut yang benar terhadap Allah adalah dengan melihat umat dengan pandangan kasih sayang, seperti dengan membebaskan hutang orang yang berhutang kepadanya, tidak suka membuat umat resah dengan berbuat perbuatan yang melanggar syariat, memberi contoh yang baik dalam pengelolaan keuangan, serta membuat kontribusi atau sumbangan pada umat, misalnya dengan mendirikan yayasan pendidikan yang mencerdaskan anak bangsa.

Selain itu, Ahlul Ilmi juga harus khawatir bila umat jauh dari agama sampai tidak mengenal agama. Mereka harus berhati-hati dalam bermuamalah dengan sesama dan selalu menjadi panutan bagi masyarakat dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Tips Rahasia Membuat Anak Sholeh

Tips rahasia agar anak menjadi sholeh dan sholehah selain dengan memperbanyak membaca sholawat adalah dengan suka bersedekah dan memberikan hadiah kepada Ulama’ yang benar-benar Ulama’, karena cintanya pada Ulama’.

Typologi Ahlul Ilmi yang Kedua: Robbaniyyun

Robbaniyyun adalah ahli ilmu yang fokus pada pengajaran tata cara sholat (fasholatan) dan seluruh cabang ilmu syariat. Mereka memiliki tugas untuk memberikan pemahaman yang jelas dan mendalam tentang ajaran Al-Qur’an serta memandu umat untuk mengamalkannya dengan baik.

Typologi Ahlul Ilmi yang Ketiga: Ahludzikri

Ahludzikri adalah ahli ilmu yang menjadi rujukan pada zamannya untuk meminta nasehat, pertimbangan, dan saran-saran. Seperti Kyai Kholil Bangkalan dan Kyai Zainuddin Loceret Nganjuk yang selalu melanggengkan dzikir pada Allah sehingga mendapatkan derajat setinggi itu. Melakukan dzikir kepada Allah membuka rahasia kegunaan tumbuhan, bumi, langit, setan,malaikat dan rahasia taqdir.

Sebagai seorang santri, seyogyanya selalu mendekat dan menghidmati Ahlul Ilmi, serta selalu melakukan mator atau sowan kepada gurunya ketika akan melangkah berbuat sesuatu. Seperti contoh kasus kyai Wahab Hasbulloh yang sowan pada kyai Hasyim Asy’ari untuk meminta pertimbangan dalam mendirikan NU, kemudian kyai Hasyim Asy’ari sowan pada Maha Gurunya Ulama’ Jawa yaitu kyai Kholil Bangkalan sampai mendapatkan isyaroh (petunjuk) untuk melanjutkan mewujudkan cita-cita mendirikan organisasi lewat perantara kyai As’ad Syamsul Arifin Situbondo.

Hal ini menunjukkan bahwa, penting untuk memiliki guru yang dapat memberikan bimbingan, nasehat, dan arahan dalam setiap langkah kehidupan. Seorang guru atau ulama’ yang dianggap memiliki pengetahuan dan keahlian yang tinggi, dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai suatu masalah, sehingga dapat membantu mengambil keputusan yang tepat.

Tidak hanya itu, mator/sowan pada guru juga membantu santri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, Ahlul Ilmi yang termasuk dalam Ahlu Dzikri adalah referensi bagi ulama’ di zamannya untuk meminta nasehat, pertimbangan, dan saran-saran dalam menghadapi permasalahan hidup.

Selain itu, memberikan hadiah atau bersedekah kepada ulama’ yang benar-benar Ulama’ adalah salah satu tips rahasia agar anak menjadi sholeh dan sholehah. Ini dilakukan karena cintanya pada ulama’ sebagai orang yang memiliki ilmu dan keahlian di bidang agama, dan juga sebagai bentuk penghargaan terhadap ilmu yang mereka miliki.

Dalam membentuk kepribadian santri yang sholeh dan sholehah, selain bersedekah atau memberikan hadiah kepada Ulama’, santri juga sebaiknya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, tidak membuat umat resah dengan berbuat perbuatan yang melanggar syariat, memberikan contoh yang baik dalam pengelolaan keuangan, dan berhati-hati dalam bermuamalah dengan sesama. Dengan demikian, santri dapat menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya dan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Co Founder Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Jannah | Pengasuh Pondok Pesantren Ali Ustman Urek-Urek Gondanglegi Malang Jawa Timur

Pendidikan : Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kediri Jawa Timur

Membangun kebersamaan dan mendapat keberkahan dengan membaca sholawat nariyah 4444x  dari Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan mengklik tautan ini.