Selamat Datang
Ahlan wa sahlan bi khudlurikum! Selamat datang di website Kanzanesia. Mari bersama membaca sholawat, mendekatkan diri kepada Allah, menyambung tali silaturahim dan menciptakan kedamaian dalam jiwa. ๐ŸŒฟ Yuk, mulai sekarang!

Bolehkan Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR Para Imam, Ustadz atau Pengurus Takmir Masjid?

Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR - Bolehkan Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR Para Imam, Ustadz atau Pengurus Takmir Masjid?
banner 120x600

Bolehkan Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR Para Imam, Ustadz atau Pengurus Takmir Masjid?

PERTANYAAN :

Assalamualaikum, mohon jawabannya para kiyai. Bolehkan uang kas mesjid di pake untuk ngasih THR para imam / ustadz / pengurus masjid?

Bagaimana hukumnya memberikan THR kepada pengurus masjid dari uang kas masjid?

Bagaimana hukumnya memberikan santunan kepada keluarga pengurus masjid yang meninggal dari uang kas masjid?

JAWABAN :

Wa’alaikumussalam. Boleh, dengan rician sebagai berikut:

Hukum memberikan THR kepada pengurus masjid dari uang kas masjid adalah boleh apabila kas masjid tersebut merupakan waqaf li mashalihil masjid (waqaf untuk pemeliharaan masjid seperti uang dari kotak amal) karena THR yang diberikan kepada pengurus masjid termasuk mashalihil masjid, dan tidak boleh menurut pendapat yang kuat apabila kas masjid tersebut merupakan waqaf muthlaq (seperti harta waqaf atau jariyah masjid dan sejenisnya).

Hukum memberikan uang dari kas masjid kepada keluarga pengurus yang meninggal adalah boleh, dengan illat hukum dipersamakan dengan menggunakan uang dari kas masjid yang digunakan untuk membeli makanan yang dijadikan jamuan bagi tamu (ilhaqul masail bi nadhairiha ุฅู„ุญุงู‚ ุงู„ู…ุณุงุฆู„ ุจู†ุธุงุฆุฑู‡ุง)

Keterangan :

Wakaf yang bersifat untuk Imaratul Masjid adalah harta wakaf yang diperoleh dari para wakif atau jariyah dari masyarakat yang ditujukan untuk: membangun masjid, merehab masjid, mengecat masjid dan membangun bangunan yang termasuk bagian dari masjid, seperti bak air wudlu, kamar mandi dll.

Wakaf masjid yang bersifat Mutlak sama dengan wakaf yang tertuju kepada Imaratul Masjid.

Wakaf yang bersifat untuk Mashalihil Masjid adalah harta wakaf yang diperoleh dari masyarakat yang memang ditujukan untuk perawatan masjid, seperti uang kotak amal tiap jumah. Wakaf yang ini bisa ditasarufkan untuk menggaji imam, muโ€™adzdzin, khathib, membeli sarung tiap menjelang lebaran, membayar listrik, membayar PDAM, menggaji tukang sapu dsb.

Dasar Pengambilan Dalil :

ูุชุญ ุงู„ู…ุนูŠู† ู‡ุงู…ุด ุงุนุงู†ุฉ ุงู„ุทุงู„ุจูŠู† ุฌุฒุก 3 ุต 182

ูˆูŠุตุฑู ุฑูŠุน ุงู„ู…ูˆู‚ูˆู ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ู…ุทู„ู‚ุง ุฃูˆ ุนู„ู‰ ุนู…ุงุฑุชู‡ ููŠ ุงู„ุจู†ุงุก ูˆู„ูˆ ู„ู…ู†ุงุฑุชู‡ ูˆููŠ ุงู„ุชุฌุตูŠุต ุงู„ู…ุญูƒู… ูˆุงู„ุณู„ู‘ู… ูˆููŠ ุฃุฌุฑุฉ ุงู„ู‚ูŠู‘ู… ู„ุง ุงู„ู…ุคุฐู† ูˆุงู„ุงู…ุงู… ูˆุงู„ุญุตุฑ ูˆุงู„ุฏู‡ู† ุฅู„ุง ุฅู† ูƒุงู† ุงู„ูˆู‚ู ู„ู…ุตุงู„ุญู‡ ููŠุตุฑู ููŠ ุฐู„ูƒ ู„ุง ููŠ ุงู„ุชุฒูˆูŠู‚ ูˆุงู„ู†ู‚ุด ูˆู…ุง ุฐูƒุฑุชู‡ ู…ู† ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุตุฑู ู„ู„ู…ุคุฐู† ูˆุงู„ุงู…ุงู… ููŠ ุงู„ูˆู‚ู ุงู„ู…ุทู„ู‚ ู‡ูˆ ู…ู‚ุชุถู‰ ู…ุง ู†ู‚ู„ู‡ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ููŠ ุงู„ุฑูˆุถุฉ ุนู† ุงู„ุจุบูˆูŠ ู„ูƒู†ู‡ ู†ู‚ู„ ุจุนุฏู‡ ุนู† ูุชุงูˆูŠ ุงู„ุบุฒุงู„ูŠ ุฃู†ู‡ ูŠุตุฑู ู„ู‡ู…ุง ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฃูˆุฌู‡ ูƒู…ุง ููŠ ุงู„ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ู…ุตุงู„ุญู‡

Fathul Muin Pinggir Ianatut Thalibin Juz 3 hal 182 :

Penghasilan dari wakaf masjid yang bersifat mutlak atau wakaf untuk imaratul masjid (kemakmuran masjid) ditasarufkan untuk bangunan walaupun untuk menara, pengapuran dinding agar kokoh, pembuatan tangga dan untuk upah kepada pengurus masjid, bukan muadzdzin, imam, karpet dan minyak[1]. Kalau wakaf untuk kemaslahatan masjid maka boleh ditasarufkan untuk itu semua, kecuali untuk dekorasi dan ukir-ukiran. Apa yang saya sebutkan tentang hukum wakaf mutlak tidak boleh ditasarufkan untuk muadzdzin dan imam merupakan isi dari apa yang dikutip Imam Nawawi dalam Ar-Raudlah dari Al-Baghawi, tetapi sesudah itu Imam Nawawi mengutip dari Fatawi Al-Ghazali bahwa hal itu bisa ditasarufkan untuk muadzin dan imam, dan itu merupakan pendapat yang kuat, sebagaimana wakaf untuk kemaslahatan masjid.

ุบุงูŠุฉ ุชู„ุฎูŠุต ุงู„ู…ุฑุงุฏ ููŠ ู‡ุงู…ุด ุจุบูŠุฉ ุงู„ู…ุณุชุฑุดุฏูŠู† ุต 184

(ู…ุณุฆู„ุฉ) ุงู„ู…ูˆู‚ูˆู ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงูˆ ุนู„ู‰ ู…ุตุงู„ุญู‡ ูŠุตุฑู ู…ู†ู‡ ู„ู„ู…ุคุฐู† ูˆุงู„ุงู…ุงู… ูˆุงู„ุฏู‡ู† ูˆู†ุญูˆู‡ู… ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุนุชู…ุฏ ูู‰ ุงู„ูุชูˆู‰ ุจุฎู„ุงู ุงู„ู…ูˆู‚ูˆู ุนู„ู‰ ุนู…ุงุฑุชู‡ ู„ุงูŠุตุฑู ู…ู†ู‡ ุดูŠุฆ ู„ุฐู„ูƒ

Ghayatu Talkhisil Murad Pinggir Bughyah hal 184 :

Masalah : Barang yang diwakafkan untuk masjid atau untuk kemaslahatan bisa ditasarufkan untuk mu`adzdzin, imam dan minyak dan sepadannya menurut pendapat yang kuat dalam fatwa, berbeda dengan barang yang diwakafkan untuk imaratul masjid maka tidak boleh ditasarufkan untuk itu semua.

ุจุบูŠุฉ ุงู„ู…ุณุชุฑุดุฏูŠู† ุต 66

(ู…ุณุฆู„ุฉ ูƒ) ู‚ุงู„ ุงู„ุฎุทูŠุจ ูู‰ ุงู„ู…ุบู†ู‰ ูˆูŠุตุฑู ุงู„ู…ูˆู‚ูˆู ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูˆู‚ูุง ู…ุทู„ู‚ุง ุนู„ู‰ ุนู…ุงุฑุชู‡ ูู‰ ุงู„ุจู†ุงุก ูˆุงู„ุชุฌุตูŠุต ุงู„ู…ุญูƒู… ูˆุงู„ุณูˆุงุฑูŠ ู„ู„ุชุธู„ูŠู„ ุจู‡ุง ูˆุงู„ู…ูƒุงู†ุณ ูˆุงู„ู…ุณุงุญูŠ ู„ูŠู†ู‚ู„

ุจู‡ุง ุงู„ุชุฑุจ ูˆููŠ ุธู„ุฉ ุชู…ู†ุน ุญุทุจ ุงู„ุจุงุจ ู…ู† ู†ุญูˆ ุงู„ู…ุทุฑ ุฅู† ู„ู… ุชุถุฑ ุจุงู„ู…ุงุฑุฉ ูˆูู‰ ุฃุฌุฑุฉ ู‚ูŠู‘ู… ู„ุง ู…ุคุฐู† ูˆุฅู…ุงู… ูˆุญุตุฑ ูˆุฏู‡ู† ู„ุฃู† ุงู„ู‚ูŠู… ูŠุญูุธ ุงู„ุนู…ุงุฑุฉ ุจุฎู„ุงู ุงู„ุจุงู‚ูŠุŒ ูุงู† ูƒุงู† ุงู„ูˆู‚ู ู„ู…ุตุงู„ุญ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุตุฑู ู…ู† ุฑูŠุนู‡ ู„ู…ู† ุฐูƒุฑ ู„ุง ู„ุชุฒูˆูŠู‚ู‡ ูˆู†ู‚ุดู‡ ุจู„ ู„ูˆ ูˆู‚ู ุนู„ูŠู‡ุง ู„ู… ูŠุตุญ ุงู‡ู€

Bughyatul Mustarsyidin hal 66 :

Masalah : Al-Khathib di dalam Al-Mughni berkata: Wakaf mutlak untuk imaratul masjid ditasarufkan untuk pembangunan, pengapuran tembok agar kokoh, pembuatan tiang-tiang payung, pembelian sapu, pembelian sekop untuk memindahkan tanah, pembuatan payung untuk melindungi kayu dari kelapukan akibat hujan jika tidak mengganggu para pejalan dan untuk upah pengurus masjid, tidak ditasarufkan untuk upah mu`adzdzin, imam, karpet dan minyak, karena pengurus itu memelihara pembangunan masjid berbeda dengan lainnya. Kalau wakaf itu untuk kemaslahatan masjid maka boleh ditasarufkan untuk orang-orang tersebut tetapi tidak boleh untuk dekorasi dan ukir-ukiran, bahkan kalau diwakafkan untuk dekorasi dan ukir-ukiran itu hukumnya tidak sah.

[1] Yang dimaksud minyak di sini adalah minyak untuk menyalakan lampu masjid.

Wallohu A’lam Bisshowab.