Muqaddimah Alfiyah Ibnu Malik
قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ مَالِكِ
أَحْمَدُ رَبِّ اللّٰهَ خَيْرَ مَلِكِ
1. Artinya : Syaikh Muhammad Ibnu Malik berkata: “Aku memuji Tuhan ku, yaitu Allah yang menjadi sebaik-baiknya Raja.”
مُصَلِّيًا عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى
وَ آلِهِ الْمُسْتَكْمِلِيْنَ الشَّرَفَا
2. Artinya : “Dan juga memohonkan kepada Allah rahmat ta’dzim untuk Nabi (Muhammad shalallahu alaihi wa sallam) yang merupakan nabi yang dipilih (oleh Allah). Dan juga untuk keluarganya yang menyempurnakan kemuliaannya.”
وَ أَسْتَعِيْنُ اللّٰهَ فِيْ أَلْفِيَّةْ
مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّةْ
3. Artinya : “Dan aku memohon pertolongan kepada Allah dalam hal Alfiyah ini supaya dapat mengumpulkan beberapa tujuan dari ilmu nahwu.”
تُقَرِّبُ الْأَقْصَى بِلَفْظٍ مُنْجَزِ
وَتَبْسُطُ الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
4. Artinya : “Supaya Alfiyah ini juga dapat memudahkan urusan yang sulit dengan menggunakan kata-kata yang ringkas. Selain itu, supaya dapat mendatangkan karunia pemberian Allah dengan janji Nya yang sudah lestari di dalam Al Qur’an.”
وَ تَقْتَضِيْ رِضًا بِغَيْرِ سُخْطِ
فَائِقَةً أَلْفِيَّةَ ابْنِ مُعطِى
5. Artinya : “Dan dapat menetapkan ridlo yang tanpa adanya kemurkaan. Dan Alfiyah ini mengungguli Alfiyahnya Imam Ibnu Mu’thi.”
وَهُوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلَا
مُسْتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلَا
6. Artinya : “Dia (Imam Ibnu Mu’thi) telah mendahului dalam hal mendapatkan keutamaan, dan berhak mendapatkan pujian dariku dengan pujian yang indah.”
وَاللَّهُ يَقْضِيْ بِهِبَاتٍ وَافِرَةْ
لِيْ وَلَهُ فِي دَرَجَاتِ الْآخِرَةْ
7. Artinya: “Semoga Allah menetapkan untukku dan dia (Imam Ibnu Mu’thi) pemberian yang sempurna kelak dalam hal derajat di Akhirat.”
Dalam kitab Nadzoman Alfiyah Ibnu Malik ini kita akan belajar tentang ilmu nahwu dan sekaligus ilmu shorof. Disini kita akan membahas bagaimana cara membaca, menulis dan memahami tulisan arab walaupun tanpa adanya harokat.
Contohnya : زيد قائم (artinya: Zaid adalah orang yang berdiri)
Lafadz ini bacanya adalah زَيْدٌ قَائِمٌ , tidak boleh dibaca زَيْدٌ قَائِمً ,زَيْدٍ قَائِمٌ atau yang lain. Karena زيد adalah nama orang bacanya pasti Zaid. Sedangkan akhir dari lafadz Zaid itu dlomah tanwin (dlomah tain) karena menjadi mubtada’. Sedangkan قائم adalah Isim Fa’il dari قام yang menjadi khobarnya lafadz زيد sehingga dibaca قَائِمٌ.
Ini hanyalah contoh, jika belum faham Mubtada’ itu apa Khobar itu apa? Insya Allah kita akan bahas di terjemah Alfiyah Ibnu Malik dan Penjelasannya dari Syarah Ibnu Aqil Alaa Alfiyah Al Imam Ibni Malik ini.
Insya Allah jika kita mau belajar dan benar-benar mau memahaminya pasti bisa membaca kitab kuning, atau kitab-kitab pondok pesantren walaupun tanpa adanya harokat dan makna. Bisa membacanya, bahkan bisa juga memberi makna sendiri. Keren bukan? Sudah siap apa belum nih sahabat Kanzanesia.com? Kalau sudah, yuk kita mulai sekarang!