فصل في المجاز العقلي
Bab Menjelaskan tentang Majaz Aqli
ولحقيقةٍ مجازٍ وَرَدَا ° للعقل منسوبيْنِ، أَمَّا المُبْتَدا
إسنادُ فعل أو مضاهيهٍ إِلى ° صاحبهِ كَفَازَ مَنْ تَبَتَّلَا
Isnad terbagi menjadi 2 macam, yaitu: Haqiqot Aqliyah dan Majaz Aqli. Adapun pengertian dari yang pertama (Haqiqot Aqliyah) adalah menyandarkan suatu pekerjaan atau yang menyamainya dengan yang memiliki pekerjaan itu, seperti (contoh) فَازَ مَنْ تَبَتَّلَ. (Bait Jauharul Maknun ke 50-51)
Isnad terbagi menjadi 2 macam, yaitu: Haqiqot Aqliyah dan Majaz Aqli. Pengertian Haqiqot Aqliyah adalah menyandarkan sebuah Fi’il (pekerjaan) atau yang menyamainya dengan sesuatu yang mempunyai pekerjaan itu menurut orang yang berbicara secara kenyataannya.
Maksud dari yang menyamai Fi’il adalah Mashdar, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, Sifat Musyabihat, Isim Tafdlil dan Dzorof. Syarat Haqiqot Aqliyah ini adalah pekerjaan tersebut harus masih ada dan menjadi sebuah sifat dari yang memiliki pekerjaan itu. Baik dengan usahanya, contoh: زَيْدٌ قَائِمٌ artinya Zaid berdiri atau خَرَجَ عَمْرٌو artinya Umar keluar. Pekerjaan yang dikerjakan oleh Zaid dan Umar ini memang dikerjakan dengan usahanya sendiri. Dan bisa juga tanpa usahanya sendiri contohnya: مَرِضَ (orang yang sakit) dan مَاتَ (orang yang meninggal.
Jika kamu berkata “Zaid memukul Umar” maka kamu telah menetapkan pekerjaan (Fi’il) berupa memukul terhadap Zaid. Jika kamu berkata “Zaid telah dipukul” maka kamu telah menetapkan sebuah pemukulan (Mashdar) terhadap Zaid.
Bersambung…
Tentang Penulis
Khodim Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien
***
Ingin ikut membaca sholawat nariyah 4444x bersama-sama dari Indonesia dan luar negeri? Yuk gabung sekarang melalui tombol ini:
Gabung Sekarang