Breaking News
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberikan rahmat) kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim, no. 384). Mari kita jadikan membaca sholawat sebagai bagian dari hobi dan kegemaran kita. Silahkan isi formulir pendaftaran yang sudah kami sediakan, daftarkan diri Anda sekarang juga! Selamat membaca sholawat ๐Ÿ˜‡

Cara Mudah Memahami Hadits: Panduan untuk Pemula

Cara Mudah Memahami Hadits Kanzanesia - Cara Mudah Memahami Hadits: Panduan untuk Pemula
banner 120x600

KANZANESIA.COM – Hadits adalah salah satu sumber utama ajaran Islam yang menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim setelah Al-Qur’an. Bagaimana cara mudah memahami hadits?

Sebenarnya memahami sebuah hadist itu mudah jika kita tahu makna secara kontekstualnya. Karena Rasulullah shallalรขhu ‘alaihi wa sallam juga memiliki sifat fathonah yaitu cerdas. Sehingga, apa yang beliau sampaikan bisa langsung dipahami oleh para sahabat atau semua pendengarnya.

Namun, mempelajari hadits sering kali dianggap rumit karena adanya berbagai istilah teknis, perbedaan derajat hadits, dan konteks yang berbeda dari masa kini. Tantangan ini membuat sebagian orang merasa kesulitan dalam memahaminya. Terus bagaimana cara mudah memahami hadist?

Artikel ini hadir untuk memberikan panduan yang sederhana dan praktis agar Anda dapat mempelajari dan cara mudah memahami hadits, termasuk mengenali klasifikasi hadits, menggunakan kitab yang tepat, serta memanfaatkan teknologi modern dalam memudahkan proses pembelajaran memahami hadist. Penasaran nggak sih cara mudah memahami hadits?

Baca Juga: Wajib Baca Nih! 2 Versi Filosofi Ilmu Padi dalam Islam

Cara Mudah Memahami Hadits:

1. Kenali Jenis-Jenis Hadits

Dalam memahami hadits, penting untuk mengenali berbagai jenisnya berdasarkan berbagai aspek, seperti sumbernya, kualitas sanad, dan bentuk periwayatan. Secara umum, hadits sering diklasifikasikan menjadi tiga tingkat keabsahan: Shahih, Hasan, dan Dhaif.

Hadits Shahih adalah hadits dengan sanad bersambung, perawi yang adil dan kuat hafalannya, serta bebas dari kecacatan.

Hadits Hasan adalah hadist yang mirip dengan hadits shahih, tetapi hafalan perawinya sedikit lebih lemah.

Sebaliknya, Hadits Dhaif memiliki kelemahan dalam sanad atau matan yang membuatnya kurang bisa dijadikan dasar hukum kecuali dalam kondisi tertentu.

Selain itu, ada banyak jenis hadits yang lain diantaranya:

1. Hadits Marfuโ€™

Hadits marfu’ adalah hadist yang disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuan.

2. Hadits Mauquf

Hadits mauquf adalah hadist yang hanya sampai pada sahabat. Hadits Mauquf bukan perkataan Nabi, melainkan perkataan, perbuatan, atau pendapat sahabat.

3. Hadits Maqthuโ€™

Hadits maqthu’ adalah yang hanya sampai kepada tabiโ€™in. Hadist maqthu’ juga bukan perkataan Nabi, melainkan perkataan, perbuatan atau pendapat tabi’in (orang yang hidup di zamannya sahabat Nabi dan mengikuti sahabat).

4. Hadits Musalsal

Hadits musalsal adalah hadist yang perawinya menyampaikan riwayat dengan pola atau sifat yang sama, seperti senyum sebelum menyampaikan hadits.

5. Hadits Maudhuโ€™

Hadist maudhu’ adalah hadits palsu yang dibuat-buat dan disandarkan kepada Nabi SAW secara dusta.

Adapun jenis-jenis hadist yang lain sebenarnya masih banyak, tapi untuk permulaan, mengetahui jenis-jenis hadist itu saja sudah cukup.

Contoh Hadist Shahih, Hasan dan Dha’if

1. Hadits Shahih

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู„ููƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูŽุง ู†ูŽูˆูŽู‰

Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1, Muslim no. 1907)

2. Hadits Hasan

ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽู†ู’ููŽุนูู‡ูู…ู’ ู„ูู„ู†ู‘ูŽุงุณู

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (Jam’u as Shoghir No. 4044)

3. Hadist Dha’if

ุฑูŽุฌูŽุจูŒ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ู ุดูŽู‡ู’ุฑููŠุŒ ูˆูŽุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ

Artinya: โ€œRajab adalah bulan Allah, Syaโ€™ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.โ€

Baca Juga: Keutamaan Memuliakan Bulan Rajab: Kisah yang Penuh Hikmah dan Inspirasi

2. Pelajari Ilmu Musthalahul Hadits

Dengan mengetahui jenis-jenis hadist kita sudah bisa mendapatkan cara memahami hadist yang lebih mudah. Karena dengan begitu, kita tahu hadist tersebut kegunaan dan penerapannya seperti apa.

Cara untuk lebih mudah lagi dalam memahami hadist yaitu dengan mempelajari ilmu Musthalahul Hadits.

Ilmu Musthalahul Hadist adalah ilmu yang membahas kaidah dan istilah yang digunakan dalam memahami hadits. Ada banyak kitab yang membahas tentang ini, salah satunya yang paling mudah untuk pemula yaitu kitab Minhatul Mughist.

3. Gunakan Kitab Hadits yang Mudah Dipahami

Untuk cara mudah memahami hadits bagi pemula, pilihlah kitab hadits yang disusun dengan penjelasan yang mudah, atau hadist yang mudah-mudah dulu seperti:

Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi: Berisi hadits-hadits tentang akhlak dan ibadah.

Al-Luโ€™luโ€™ wal Marjan karya Muhammad Fuโ€™ad Abdul Baqi: Kompilasi hadits shahih dari Bukhari dan Muslim.

4. Baca Penjelasan Ulama

Banyak kitab hadits dilengkapi syarah (penjelasan) yang ditulis oleh para ulama. Contohnya:

Fathul Bari karya Ibnu Hajar al-Asqalani (syarah Shahih Bukhari).

Syarh Nawawi untuk Shahih Muslim.

Penjelasan ini memberikan konteks dan makna yang lebih dalam. Jika hanya ingin memahami seadanya saja maka tidak perlu untuk memahahi kitab-kitab tersebut, karena kitab ini pembahasannya sudah cukup luas dan mendalam.

Tapi jika Anda tertarik, dan ingin lebih paham tentang makna dan cakupan dari sebuah hadist silahkan bisa mempelajari kitab yang sudah kami pilihkan tersebut.

5. Pelajari Konteks Hadits (Asbabul Wurud)

Cara mudah memahami hadits berikutnya adalah dengan mencari tahu latar belakang mengapa sebuah hadits disabdakan akan memudahkan Anda memahaminya secara tepat dan menghindari penafsiran yang keliru.

6. Ikuti Kajian Hadits

Mengikuti kajian hadits bersama guru, ustadz dan ulama’ yang kompeten akan mempercepat pemahaman Anda. Selain itu, jika ada diskusi secara langsung, maka ini lebih baik karena memungkinkan Anda bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami.

7. Gunakan Teknologi dan Aplikasi

Kini banyak aplikasi dan situs web yang memudahkan belajar memahami hadits, seperti:

Kutubus Sittah

Kumpulan kitab hadits enam yang bisa diakses secara digital.

Ensiklopedia Hadits

Aplikasi ini menyediakan terjemahan dan syarah hadits.

Akan tetapi cara mudah memahami hadits dengan mengggunakan teknologi dan aplikasi ini terkadang perlu juga untuk memvalidasinya dengan kitab yang asli atau sumber yang lebih kompenten, supaya terhindar dari salah ketik penulisan hadist atau ternyata ada redaksi yang tidak sama.

8. Amalkan Hadits yang Dipelajari

Cara terbaik untuk lebih mudah memahami hadits adalah dengan mengamalkannya. Ajaran yang dipraktikkan akan lebih mudah dipahami dan diingat. Jadi, cara mudah memahami hadits selain kita pahami juga jangan lupa diamalkan. Sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Bagaimana? Sudah paham atau belum cara mudah memahami hadits? Jika belum silahkan jangan ragu-ragu untuk ditanyakan langsung kepada kami, apa saja yang belum dipahami dari ulasan cara mudah memahami hadits ini.

Walauppun kita sudah mengerti bagaimana cara mudah memahami hadits seperti ini, tapi teruslah belajar, semangat, dan jangan ragu mencari bimbingan dari para ulama terpercaya di sekitar kita. Karena ulama adalah pewaris para nabi.

Mencintai ulama dan orang-orang sholeh akan membuat kita lebih dekat kepada Allah dan jika kita benar-benar cinta kepada seseorang yang alim atau seorang ulama.

Misalnya dengan sering memandang foto beliau dan membaca surat Al Fatihah yang dihadiahkan untuk beliau.

Insya Allah, dari keturunan seseorang yang cinta dengan ulama tersebut, suatu saat akan lahir seorang anak yang kelak menjadi orang yang alim, sholih bahkan bisa menjadi ulama yang menjadi penerang umat di zamannya.

Karena dengan barokahnya orang tua yang cinta terhadap orang-orang yang sholih, insya Allah kesholihan beliau akan menular ke anak-anaknya dan bisa menjadi anak yang sholih dan sholihah.