Dalam tradisi spiritual, mengunjungi makam para ulama dan wali Allah merupakan sebuah kehormatan dan kesempatan untuk menghubungkan diri dengan warisan kebaikan mereka. Amalan-amalan yang disukai oleh pemilik makam saat diziarahi yang akan kami bahas saat ini merupakan amalan-amalan keagamaan yang mereka tekuni semasa hidup.
Misalnya, Kyai Hamid Pasuruan yang dikenal dengan khusyuknya dalam mengamalkan Sholawat Jibril dan Al-Fatihah, atau Syekh Abu Syamsuddin Bujuk Lattong Batu Ampar yang semangatnya dalam khatam Al-Qur’an menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ketika kita mengamalkan bacaan yang sama saat ziarah, bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai sarana untuk meneladani dan meresapi nilai-nilai yang mereka junjung tinggi. Ini adalah cara kita untuk menyambung silaturahim spiritual yang tidak terputus oleh waktu, sekaligus mengharapkan keridhoan dan doa dari mereka yang telah mendahului kita dalam perjalanan menuju keabadian.
Daftar isi
Amalan yang Disukai oleh Pemilik Makam Saat Diziarahi
1) Kyai Hamid Pasuruan: Mengamalkan Sholawat Jibril sebanyak 1000 kali dan membaca Al-Fatihah sebanyak 100 kali.
2) Syekh Abu Syamsuddin Bujuk Lattong Batu Ampar: Melakukan khatam Al-Qur’an 3 atau 7 kali, atau sekali dalam satu majelis.
3) Syakh Muzakki Bujuk Batu Kolong Kolak Sukolilo Bangkalan: Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 atau 3333 kali.
4) Saikhona Kholil Bangkalan: Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 3333 kali.
5) Kanjeng Sunan Ampel: Membaca Al-Fatihah sebanyak 1000 atau 500 kali, dan Surat Yasin sebanyak 3 kali.
6) Bujuk Jimat Syekh Husain Banyu Sangkah: Mengamalkan Asma’ul Husna dan Jalla Jalaluh.
7) Kyai Mas’ud Pager Wojo Sidoarjo: Mengamalkan Sholawat Jibril sebanyak 1000 kali ditambah dengan membaca Qasidah Burdah.
8) Kanjeng Sunan Giri: Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
9) Sunan Muria: Mengucapkan ‘Hasbunallah wa ni’mal wakil’ sebanyak 450 kali.
10) Sunan Kalijogo: Mengamalkan Sholawat Fatih sebanyak 1000 kali.
11) Sunan Bonang: Mengucapkan ‘Allahumma Salli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa ‘Ala Ali Sayyidina Muhammad’ sebanyak 313 kali.
12) Syekh Abu Dzarrin Tlogo Waru: Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
13) Sunan Gunung Jati Cirebon: Mengamalkan Sholawat Jibril.
Sebagai penutup artikel ini, marilah kita mengingat kembali peran penting wali-wali Allah dalam spiritualitas kita. Mereka adalah para kekasih Allah yang telah mendapatkan kedekatan khusus dengan-Nya dan Rasulullah Saw. Kedekatan ini menjadikan mereka perantara yang kuat dalam membawa doa-doa kita kepada Allah SWT. Layaknya pemancar sinyal yang tangguh, mereka menangkap setiap harapan dan doa yang kita panjatkan, dan dengan kasih sayang, meneruskannya agar sampai ke hadirat-Nya.
Coba kita renungkan, ketika kita mencintai seseorang, kita akan berusaha mengabulkan permintaan mereka dengan hati yang gembira. Begitu pula dengan wali-wali Allah; karena cinta dan kedekatan mereka dengan Allah, doa yang kita sampaikan melalui mereka memiliki jalur yang lebih terbuka untuk diijabah.
Dengan mengunjungi makam para ulama dan wali Allah , kita tidak hanya menghormati jejak langkah mereka, tetapi juga belajar untuk meneladani sikap dan perilaku mereka yang telah teruji dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Ziarah ke makam wali-wali Allah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan batin yang mendalam. Ini adalah kesempatan untuk merenung dan memohon petunjuk, agar kita dapat mengikuti jejak mereka dalam mencintai dan taat kepada Allah SWT dan Rasulullah Saw. Dengan demikian, kita dapat memperkuat hubungan kita dengan-Nya dan meningkatkan kualitas ibadah kita.
Semoga dengan mengamalkan ajaran-ajaran mereka dan menghormati nilai-nilai yang mereka wariskan, kita dapat memperoleh keberkahan dalam setiap aspek kehidupan dan mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. Amin.
Tentang Penulis
Pengasuh Pondok Pesantren Ali Ustman Urek-Urek Gondanglegi Malang Jawa Timur
Pendidikan : Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kediri Jawa Timur