by

Tak Pernah Pudar: Kisah Inspiratif KH. Ali Affandi dalam Membangun Pendidikan dan Keberagaman

KH. Ali Affandi adalah salah satu tokoh yang patut dikenang dalam sejarah perjalanan NU di urek-urek Gondanglegi kab Malang jatim Indonesia. Beliau merupakan Muharrik (Penggerak) NU, beliau berperan penting sebelum wafat pada tahun 1976.

KH. Ali Affandi juga memiliki kontribusi besar dalam pengelolaan Ta’mir Masjid Al Musthofa yang dipimpin oleh Mbah Kyai Imam Sholeh dari Kutorejo, Purworejo, Jawa Tengah. Dalam upaya keberlanjutan masjid tersebut, H. Abdurrohman, Kyai Abdurrohman, dan Kyai Musthofa turut berperan penting dalam terwujudnya masjid tersebut dan kyai Ali Affandi dibantu bersama dua sahabat dekatnya, Mbah Lasimon (Abdul Halim) dan Mbah Karim.

Kontribusi Terhadap Kepemimpinan NU

KH. Ali Affandi pernah menjadi Muharrik dan Ketua Syuriah NU pada tahun 1960-an hingga wafatnya pada tahun 1976. Ia adalah sahabat akrab dalam berbagai konferensi NU, seperti di Surabaya, dan seringkali mendampingi Kyai Nur Ketawang, yang merupakan ayah dari Kyai Khudori, tanfidz NU saat ini (2023). Selama kepemimpinan beliau, bliau seperiode dengan Kyai Abdulloh Sattar Gondanglegi.

KH. Ali Affandi adalah cikal bakal dari berdirinya Yayasan Pendidikan dan Sosial Ali Utsman, yang saat ini dikenal sebagai salah satu pondok pesantren terkemuka di Malang Indonesia. Beliau adalah ayah mertua dari KH. Ustman Khudlori pendiri Yayasan Pendidikan dan Sosial Ali Utsman desa Urek-urek kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang Jawa Timur.

* Mari membangun kebersamaan dan keberkahan dengan membaca Sholawat Nariyah, Sholawat Jibril dan Sholawat yang lainnya bersama-sama dari Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan mengklik tautan ini.

Peninggalan Keluarga dan Pendidikan

KH. Ali Affandi adalah seorang yang mewariskan ilmu agama. Beliau memiliki enam putra putri, salah satunya adalah Hj. Azizah, yang kini menjabat sebagai Ketua Muslimat Urek2 Krajan. Selain itu, Hj. Nisa’ul Mushoffa adalah Sekretaris Muslimat MWC Gondanglegi dan cucu beliau.

KH. Ali Affandi juga merupakan kakek dari Almarhum KH. Azizi Hasbulloh dari jalur ibu, yang dikenal sebagai alim dalam bidang fiqh dan usul,sang Macan Lirboyo, serta sebagai penerus di Ponpes Baran Selopuro Blitar, kakak dari kyai Bisri. Sejarah dan pengetahuan agama yang beliau wariskan masih dihargai dan dipelajari hingga saat ini.

Tempat Pemakaman

Mengunjungi Makam KH. Ali Affandi di Pekuburan Umum Pertigaan Arah Ketawang adalah sebuah perjalanan spiritual yang memikat, terutama bagi mereka yang berada di wilayah Malang raya dan sekitarnya. Jadikanlah kunjungan ini sebagai momen istimewa dalam agenda ziarah dan wisata religi Anda.

Jejak Pendidikan dan Pengajaran

KH. Ali Affandi merupakan alumni dari beberapa pondok pesantren, termasuk Sono, Klangri, Sidoarjo, dan Assuniyah Kencong, Jember. Beliau mewariskan ilmu agama dan mengajar banyak tokoh agama terkemuka, seperti Kyai Abdurrohman pendiri ponpes Darurrohman urek2,Bindiro atim mabul,H.Abdulloh baran,H.san hadi baran,pak yai Hasbulloh,H.utsman (keduanya diambil menantu oleh bliau),H.umar

Pentingnya Mempelajari Sejarah

KH. Ali Affandi adalah figur penting yang tidak hanya meninggalkan pengetahuan agama, tetapi juga berkontribusi dalam sejarah NU. Sejarah yang beliau wakili dan perankan penting untuk diingat dan diteruskan. Dalam menggali lebih dalam tentangnya, kita bisa bertanya kepada putri, cucu, cicit, atau tokoh yang masih ingat sejarah NU tempo dulu.

Selain itu, KH. Ali Affandi dikenal karena keputusannya untuk menghentikan amalan sholawat Wahidiyah di Masjid Almusthofa, suatu tindakan yang memiliki dampak besar pada masjid tersebut,atas permintaan waqif nya bpk Rustam yg tdk rela ditempati jama’ah wahidiyah.

Pengabdian dan Pemakaman

Saat wafat pada 1 Syawal tahun 1976, rencana pemakaman KH. Ali Affandi di lokasi Masjid Ali Utsman tidak terwujud akibat urusan politik yang tidak mendukung. Dalam sejarahnya, ia bahkan pernah naik trem untuk menghadiri konferensi.

Penerus Pengabdian

Setelah kemangkatan KH. Ali Affandi, posisi tanfidz ranting Urek2 dilanjutkan Oleh Kyai Syaiful Haq, yang merupakan mertua dari tanfidz sekarang, yaitu Kyai Abdurrohman M.Pd. Makam bliau berada dalam satu lokasi dg makam keluarga yaitu diantaranya ada yai Abdurrohman,yai Ihsan,p.mudin (yai Saifulloh) di Pondok Pesantren Darurrohman.

Hobi dan Aktivitas Keagamaan

KH. Ali Affandi memiliki sejumlah hobi keagamaan, seperti membaca Al-Fatihah sebanyak 40 kali pada waktu sahur setelah tahajud. Beliau juga sering melakukan muthola’ah dan membaca Nariyah. Selain itu, beliau gemar melakukan wirid Alam Nasroh sebanyak 21 kali setelah Ashar.

KH. Ali Affandi adalah seorang ulama yang mewariskan ilmu agama dan memiliki jejak panjang dalam sejarah NU. Peninggalan ilmu dan pengabdian beliau tetap hidup hingga saat ini, dan perlu dijaga serta dihormati sebagai bagian dari sejarah dan warisan agama di Urek-urek Gondanglegi Malang jatim Indonesia.

Keturunan dan Peninggalan KH. Ali Affandi

KH. Ali Affandi memiliki enam putra putri yang mewarisi nilai-nilai agama dan mengambil peran penting dalam pengembangan pendidikan dan agama di berbagai daerah. Berikut adalah beberapa dari keturunan dan cucu beliau:

1. Bunyai Masfufah: Putri dari KH. Ali Affandi, mempunyai putri bernama bunyai Hj. Lilik dan suaminya K.H.khoirul mendirikan ponpes Al Ikhlas di Pagedangan Turen, yang merupakan wujud dari pengabdian dan pendidikan agama. Selain itu, putri bliau yang pertama bunyai Hj. Sofiyah juga menikah dengan kyai Manshur ponpes Manba’ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto.

2. Bunyai Mastukhah: Cucu dari KH. Ali Affandi yang menikah dengan putri dari Kyai Syamsul Arifin Gempeng, yang memimpin Alun-Alun Pondok Pesantren Tanwirul Hija,ada tpq Annur di urek-urek.

3. Kyai Mashudi: Salah satu putra dari KH. Ali Affandi, memiliki putra bernama Kyai Nurhadi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tanfidz Desa Putuk Rejo dan mendirikan lembaga pendidikan Al Hidayah.

4. Bunyai Mas’amah: Putri dari KH. Ali Affandi, memiliki salah satu putra bernama Kyai Bisri yang mendirikan Yayasan Hidayatul Mubta’di’in di Pronojiwo, Lumajang,kyai Azizi hasbulloh baran selopuro blitar

5. Bunyai Asiyah: Salah satu putri dari KH. Ali Affandi yang terlibat dalam mendirikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan beberapa TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) Al muzammil dll

6. Bunyai Rodiyah/Hj. Azizah: Salah satu putri dari KH. Ali Affandi yang memegang peran kunci dalam mendirikan pondok pesantren Ali Utsman. Beliau adalah istri KH. Ustman Khudlori pendiri Yayasan Pendidikan dan Sosial Ali Utsman, Pondok pesantren ini telah menjadi salah satu institusi pendidikan agama terkemuka.

Kelanjutan dan Pengabdian

Peninggalan KH. Ali Affandi dalam bentuk keluarganya yang berkomitmen dalam pendidikan agama dan pengabdian kepada masyarakat patut diapresiasi. Mereka melanjutkan jejak beliau dalam berkontribusi pada pengembangan agama dan pendidikan di berbagai wilayah, memberikan nilai-nilai keagamaan yang mendalam dan berkelanjutan.

Semua itu adalah bukti nyata bahwa semangat KH. Ali Affandi dalam memperluas pemahaman agama dan pengabdian kepada masyarakat terus hidup dalam generasi penerusnya. Tindakan mereka adalah warisan berharga yang perlu dijaga dan dihormati sebagai bagian dari sejarah dan warisan agama di Indonesia.

Penulis: Latiful Arif, S.IP, S.Pd, seorang guru pengajar di Yayasan Pendidikan dan Sosial Ali Utsman (YPS Ali Utsman) dan anggota PC LDNU Kab Malang Periode 2021-2026 Devisi Da’wah Daerah Perumahan.

Co Founder Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Jannah | Pengasuh Pondok Pesantren Ali Ustman Urek-Urek Gondanglegi Malang Jawa Timur

Pendidikan : Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kediri Jawa Timur

* Mari membangun kebersamaan dan keberkahan dengan membaca Sholawat Nariyah, Sholawat Jibril dan Sholawat yang lainnya bersama-sama dari Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan mengklik tautan ini.