Terjemah Kitab Nashoihul Ibad ini merupakan terjemah lengkap dari Kitab Nashoihul Ibad yang ditulis oleh Syaikh Nawawi dari Kota Banten Jawa Barat Indonesia. Kitab Nashoihul Ibad ini merupakan salah satu kitab ahlus sunnah wal jama’ah yang populer dikalangan pondok pesantren dan bisa dijadikan salah satu rujukan untuk memahami lebih dalam tentang Agama Islam. Kitab Nashoihul Ibad ini adalah syarah dari Kitab Al Munabbihat ‘Alal Isti’dat Liyaumil Ma’ad yang ditulis oleh Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al Asyqolany atau yang lebih terkenal sebagai Imam Ibnu Hajar Al Asyqolany.
Mungkin para pembaca sudah mencari kemana-mana terjemah Kitab Nashoihul Ibad yang lengkap. Disini terjemah Kitab Nashoihul Ibad ini kami terjemahkan satu persatu dan bertahap dengan tetap menuliskan naskah asli dari Kitab Nashoihul Ibad ini.
Selamat membaca, semoga bermanfaat dan bisa mendatangkan keberkahan bagi kita semua.
Daftar isi
- Pendahuluan
- Nashoihul Ibad
- Persiapan Diri Untuk Bekal di Hari Kembali
- Hadist Syarif yang Agung
- Haramnya Berbuat Kedzaliman
- Anjuran untuk Meminta Petunjuk
- Anjuran untuk meminta Rezeki
- Anjuran untuk Memohon Ampunan
- Keburukan Tidak Mengurangi Kerajaan Allah
- Mudahnya Allah dalam Mengabulkan Do’a atau Permintaan
- Perintah untuk Mengasihi Semua Makhluk Allah
- Cara Mengasihi Makhluk Allah
- Do’a yang Tidak Diperbolehkan
- Mimpi Bertemu Imam Al Ghazali
- Terjemah Nashoihul Ibad Halaman 3
- Terjemah Nashoihul Ibad Bab 2
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2
- Maqolah Pertama
- Hadits Dua Perkara yang Tidak Ada Tandingannya
- Siapakah Manusia yang Paling Berbahagia?
- Sebaik-baiknya Manusia adalah Orang yang Membawa Manfaat bagi Orang Lain
- Memilih yang Terbaik dari yang Baik
- 2 Esensi Utama Perintah Allah
- Mengembalikan Kedzaliman dan Menjaga Konsekwensi (Tanggung Jawab)
- Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah Ke 2
- Perbedaan Keinginan Dunia dan Keinginan Akhirat
Pendahuluan
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz Dzariyat : 55)
Kitab ini dimulai dengan disebutkannya surat Adz Dzariyat ayat 55. Dengan harapan semoga penjelasan kitab ini bisa menambah pengetahuan bagi yang belum mengetahui. Selain itu, mengingatkan kembali bagi yang sudah lupa. Dan bisa diambil pelajaran bagi orang-orang yang sudah berilmu. Sehingga kitab ini bisa diambil manfaatnya oleh semua orang dari berbagai macam profesi.
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
الحمد للّٰه الذي جعل العلم أرفع الصفات الكمالية. وأشهد أن لاإله إلا اللّٰه وحده لا شريك له الذي خص من شاء من عباده بالمآثر الحكمية. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذى خصه اللّٰه تعالى بجميع كلمات العبودية
Segala puji bagi Allah yang menjadikan ilmu sebagai sifat kesempurnaan yang tertinggi. Saya bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan selain Allah yang hanya satu. Tidak ada sekutu bagiNya. Dialah yang memberikan keistimewaan terhadap siapapun yang dikehendaki dengan amal perbuatan yang memiliki hikmah. Dan saya bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Saw. adalah hamba Allah dan utusan Allah. Beliau Nabi Muhammad Saw. yang telah diberi keistimewaan dari Allah dengan semua kalimat-kalimat ibadah.
وصلى اللّٰه على سيدنا محمد الذي ملأ اللّٰه تعالى قلبه صلى اللّٰه عليه وسلم من جلاله الأعلى جل وعلا. و عينه صلى اللّٰه عليه وسلم من جماله الأسنى. فصار صلى اللّٰه عليه وسلم مسرورا منصورا. وعلى آله وأصحابه والسالكين على نهجه فنالوا خيرا وافرا
Dan semoga tambahnya rahmat dari Allah tetap tercurahkan kepada pemimpin kita. Yaitu, Nabi Muhammad Saw. yang hatinya telah dipenuhi dengan keagungan dari Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Dan yang penglihatannya Saw. telah dipenuhi dengan keindahan yang mulia dari Allah. Oleh karena itulah, Rasulullah Saw. bahagia dan selalu mendapat pertolongan. Semoga rahmatNya juga tercurahkan kepada keluarga Nabi Saw. para sahabatnya dan orang-orang yang menempuh jalannya sehingga mendapatkan kebaikan yang sempurna.
أما بعد فيقول المرتجى غفور المساوى محمد نووى بن عمر الجاوى : هذا شرح وضعته على الكتاب المشتمل على المواعظ للعلامة الحافظ الشيخ شهاب الدين أحمد بن علي بن محمد ابن أحمد الشافعي الشهير بابن حجر العسقلاني ثم المصير تغمده اللّٰه تعالى برحمته آمين
Adapun setelah basmalah, hamdalah, shalawat dan salam. Maka, telah berkata seorang yang berharap akan ampunan dari keburukannya. Yaitu, syaikh Nawawi bin ‘Umar yang berasal dari pulau Jawa : “Kitab ini adala sebuah kitab syarah yang saya tulis dengan mencakup terhadap nasehat-nasehat dari ulama yang sangat ‘alim, penghafal hadist. Yaitu, Syaikh Syihabuddin Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad ibnu Muhammad As Syafi’i. Beliau masyhur dengan sebutan Imam Ibnu Hajar Al Asyqolany yang berasal dari Mesir. Semoga Allah selalu menyiramkan rahmatNya kepada beliau (Imam Ibnu Hajar Al Asyqolany). Aamiin.”
وسميته : نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد
“Saya menamai kitab ini dengan nama :
Nashoihul Ibad
Nasehat-nasihat untuk hamba-hamba Allah. Yang menjelaskan perkataan-perkataan yang bisa untuk mengingatkan supaya mempersiapkan diri untuk hari kembali (Akhirat).”
وأسأل اللّٰه الكريم أن ينفع به المسلمين. و أن يجعله ذخيرة إلى يوم الدين آمين
“Dan saya memohon kepada Allah yang Maha Mulia supaya menjadikan kitab ini bisa bermanfaat untuk umat muslim. Dan menjadikannya sebagai salah satu investasi sampai hari Kiamat. Aamiin.”
Sunnah Mengawali Setiap Perkerjaan dengan Bismillah
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم وتسن عند ابتداء كل أمور غير محقرات. فان تركهافي اولها أتى بها في أثنائها بقوله بسم اللّٰه في أوله وآخره
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Basmalah ini disunnahkan untuk selalu dibaca sebelum memulai suatu pekerjaan apapun selain pekerjaan yang rendah.
Jika ditinggalkan karena lupa ketika memulai suatu pekerjaan itu. Maka disunnahkan untuk membacanya dipertengahan pekerjaan dengan bacaan :
بِسْمِ اللّٰهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَ آخِرِهِ
Yang artinya : “Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya”
الحمد للّٰه في كل حين أي زمان قلّ او كثر (وأوقات) وهي أزمنة محدودة. وهى من عطف خاص على العام
Segala puji bagi Allah disetiap masa. Yaitu disetiap masa baik masa yang singkat atau masa yang lama. Dan segala puji bagi Allah disetiap waktu. Yaitu suatu masa yang dibatasi. Ini adalah sebuah athof khos terhadap athof ‘am (secara ilmu nahwu).
والصلاة أي العطف من اللّٰه ومن غيره (على رسوله) إلى كافة الخلق (أشرف الخلق) و هو كل ما أوجده اللّٰه تعالى على تقدير أوجبته الحكمة (والبريات) أي المخلوقات مطلقا أو التي فى الأرض. فهى من عطف المرادف أو من عطف الخاص على العام. فسيدنا محمد صلى اللّٰه عليه وسلم أفضل خلق اللّٰه كلهم
Dan semoga rahmat dari Allah tetap tercurahkan kepada RasulNya. Yang merupakan makhluk yang paling mulia. Yang dimsksud dengan makhluk disini adalah semua ciptaan Allah yang semuanya pasti memiliki hikmah. Sedangkan lafadz البريات disini berarti semua yang ada diatas bumi. Sehingga ini merupakan athof murodif atau juga bisa athof ‘am tehadap khosh (menurut ilmu Nahwu). Dan pemimpin kita yaitu Nabi Muhammad Saw. adalah lebih utama-utamanya makhluk Allah semuanya.
Persiapan Diri Untuk Bekal di Hari Kembali
(هذه أي المستحضرة فى الذهن (منبهات على الاستعداد ليوم المعاد أى على التأهب لأجل وقت الرجوع إلى اللّٰه تعالى
Kitab ini, yang hadir didalam hati. Adalah untuk pengingat supaya menyiapkan diri untuk mencari bekal menuju hari kembali (Akhirat). Yaitu, menyiapkan diri untuk waktu kembali keharibaan Allah Ta’ala.
Jumlah Hadist Nabi Saw. dan Hadist Sahabat Ra.
فان منها أى المنبهات (ما يكون مثنى) أى زوجين زوجين (و منها ما يكون ثلاثيا إلى تمام العشرة) وجملة المقالات مائتان وأربعة عشر الأخبار خمسة وأربعون و البواقى آثار
Perlu untuk diketahui bahwasannya nanti ada pengingat yang jenis dua-dua. Tiga-tiga sampai sepuluh-sepuluh. Dan jumlah keseluruhan dari maqolah atau kumpulan pengingat adalah 214 maqolah. Diantaranya yaitu hadist Nabi Saw. sebanyak 45 dan yang lainnya adalah hadist sahabat Nabi Saw.
Hadist Syarif yang Agung
وانا الآن أريد التبرك باتيان حديثين شريفين جليلين
Dan saya (Syaikh Nawawi semoga Allah memberi rahmatNya kepada beliau) sekarang ingin mengambil barokah dengan menuturkan 2 hadist syarif yang agung.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Halaman 3 :
Hadist Pertama
فالحديث الأول أجازنى به العلامة الشيخ محمد الخطيب الشامى ثم المدنى الحنبلى وهو ابن عثمان بن عباس بن عثمان عن مشايخه متصلا إلى أبى ذر الغفارى رضى اللّٰه عنه عن رسول اللّٰه صلى اللّٰه عليه و سلم فيما يرويه عن ربه عز وجل
Hadist yang pertama saya mendapatkan ijazah dari ulama yang sangat alim yaitu Syaikh Muhammad Al Khotib Asy Syami Al Madani Al Hambali. Dan beliau adalah Ibnu Ustman bin Abbas bin Ustman. Hadist ini didapatkan dari guru-gurunya sampai tersambung kepada sahabat Abi Dzar Al Ghifari Ra. dari Rasulullah Saw. Hadist ini merupakan hadist qudsi dari Allah Azza wa Jalla :
Haramnya Berbuat Kedzaliman
قال تعالى يا عبادى إنى حرمت الظلم على نفسى. وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا
Allah Ta’ala berfirman (dalam sebuah hadist qudsi) :
“Wahai hambaku! Sesungguhnya aku mengharamkan terhadap diriKu sendiri untuk berbuat dzalim. Dan Aku juga mengharamkan kedzaliman terhadap kamu. Maka janganlah kamu berbuat kedzaliman.”
Anjuran untuk Meminta Petunjuk
يا عبادى كلكم ضال إلا من هديته فاستهدوانى أهدكم
“Wahai hambaku! Setiap kamu tersesat kecuali orang yang aku beri petunjuk. Oleh karena itu, carilah petunjuk kepadaku niscaya aku akan memberimu petunjuk.”
Anjuran untuk meminta Rezeki
ياعبادى كلكم جائع إلامن أطعمته فا ستطعوانى أطعمتم
“Wahai hambaku! Setiap kamu lapar kecuali orang yang aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan (rezeki) kepadaku niscaya aku akan memberimu makan (rezeki).”
يا عبادى كلكم عار إلا من كسوته فاستكسونى أكسكم
“Wahai hambaku! Setiap kamu telanjang kecuali orang yang aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepadaku niscaya aku akan memberimu petunjuk.”
Anjuran untuk Memohon Ampunan
يا عبادى إنكم تخطئون بالليل والنهار وانا أغفر الذنوب جميعا فاستغفروانى أغفرلكم
“Wahai hambaku! Sesungguhnya kamu berbuat kesalahan di malam dan siang hari. Dan Aku mengampuni semua dosa. Oleh karena itu, mintalah ampunan kepadaKu niscaya aku akan mengampunimu.”
Keburukan Tidak Mengurangi Kerajaan Allah
يا عبادى إنكم لن تبلغوا ضرني فتضرني ولن تبلغوا نفعي فتنفعوني
“Wahai hambaku! Sesungguhnya kamu tidak akan bisa memberiKu bahaya dan juga tidak akan bisa sampai memberiku manfaat.”
يا عبادى لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم كانوا على أفجر قلب رجل واحد منكم ما نقص ذلك من ملك من ملكى شيأ
“Wahai hambaku! Jika semua dari kamu mulai orang yang ada di zaman terdahulu sampai orang yang ada di zaman yang paling akhir. Baik itu manusia maupun jin. Dan mereka semua sangat buruk hatinya seperti orang yang paling buruk diantara kamu. Maka, keburukanmu semua itu tidak akan mengurangi satu kerajaanpun dari kerajaanku walaupun hanya sedikit.”
Mudahnya Allah dalam Mengabulkan Do’a atau Permintaan
يا عبادى لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم قاموا في في صعيد واحد فسألواني
“Wahai hambaku! Jika semua orang yang paling terdahulu dan orang yang paling akhir. Baik itu manusia maupun jin. Berkumpul di suatu tempat yang tinggi. Dan semua meminta (berdo’a) kepadaku dengan permintaannya masing-masing.”
فأععطيت كل واحد مسألته ما نقص ذلك مما عندى إلا كما ينقص المخيط إذا أدخل البحر
“Kemudian aku mengabulkan semua permintaanmu (do’amu) sesuai dengan apa yang kamu minta masing-masing. Maka, pemberianku semua itu tidak akan mengurangi apa yang ada disisiku. Kecuali seperti, menguranginya sebuah jarum ketika dicelupkan kedalam air laut.”
Semua Amal Perbuatan Pasti Dibalas oleh Allah
يا عبادى إنما هى أعمالكم أحصيها لكم ثم أوفيكم إياها. فمن وجد خيرا فليحمد اللّٰه. ومن وجد غير ذلك فلا يلومن إلا نفسه
“Wahai hambaku! Akan tetapi semuanya itu adalah amal-amal perbuatan kamu semua. Aku akan menghitung ama-amal perbuatanmu itu dan Aku akan memberi balasannya dengan balasan yang sesuai. Oleh karena itu, barangsiapa yang mendapat balasan baik. Maka memujilah terhadap Allah. Dan barang siapa yang mendapatkan balasan yang selain itu. Maka jangan mencela kecuali kepada dirinya sendiri.”
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Halaman 3 :
Hadist Kedua
و الحديث الثانى أجازني به العلامة السيد احمد المرصفى المصرى. بعد أن أجازني به السيد عبد الوهاب بن أحمد فرحات الشافعى. عن مشايخه مسلسلا بالأولية الى عبد اللّه بن عمر و بن العاص عن النبى صلى اللّه عليه و سلم. أنه قال :
Hadist kedua ini saya mendapatkan ijazah dari Al Allamah As Sayyid Ahmad Al Murshifi Al Mishri. Setelah saya mendapatkan ijazah hadist ini dari As Sayyid Abdul Wahhab bin Ahmad Farahat As Syafi’i. Yang ijazah tersebut didapatkan dari guru-guru beliau secara musalsal awwaliyah. Dan sambung sanadnya sampai sahabat Abdullah bin Umar dan sahabat Ibnul Ash.
Perintah untuk Mengasihi Semua Makhluk Allah
Dari Nabi Saw, bahwasanya Nabi Saw. bersabda :
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى. اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Allah yang Maha Pengasih, yang Maha Penuh Berkah dan Maha Tinggi. Kasihilah semua yang ada di bumi, maka kamu akan dikasihi oleh semua yang ada di langit.”
و المعنى الراحمون لمن فى الأرض من آدمي و حيوان لم يؤمر بقتله. بالاحسان اليهم يحسن الرحمن اليهم
Makna dari hadist diatas adalah orang-orang yang pengasih terhadap semua yang ada di bumi. Yaitu, semua manusia dan juga hewan yang tidak diperintahkan untuk membunuhnya (seperti ular, kalajengking dll). Dengan berbuat baik kepada mereka maka Allah akan berbuat baik juga kepada orang-orang yang pengasih tersebut.
Cara Mengasihi Makhluk Allah
ارحموا من تستطيعوا أن ترحموه من اصناف مخلوقاته تعالى ولو غير عاقل بالشفقة عليهم و دعائهم بالرحمة و المغفرة
Kasihilah semua makhluk Allah yang mampu engkau kasihi walaupun makhluk itu tidak berakal. Dengan cara mengasihi mereka, mendo’akan mereka supaya mendapatkan rahmat dan ampunan.
يرحمكم الملائكة و من رحمته عامة لأهل السماء الذين هم أكثر من أهل الأرض
Maka engkau akan dikasihi oleh para malaikat dan makhluk Allah yang lain yang ada di langit. Yang jumlahnya lebih banyak dari pada penduduk bumi.
Do’a yang Tidak Diperbolehkan
Salah satu bentuk mengasihi makhluk Allah adalah berdo’a. Namun, ketika berdo’a harus sesuai dengan nash syari’at atau Al Qur’an dan Hadist.
ولا يجوز لشخص ان يدعو لجميع المسلمين بغفر جميع ذنوبهم
Bagi seseorang yang ingin berdo’a, maka tidak boleh berdo’a memohon supaya semua umat muslim diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah. Yang tidak boleh itu, berdoa meminta supaya semua dosanya diampuni. Tidak dosa-dosa tertentu saja tapi semua dosa-dosanya diampuni. Hal ini tidak diperbolehkan, karena sebagian dosa ada yang tidak bisa diampuni kecuali hanya dengan bertaubat, untuk dosa kepada Allah. Atau seperti meminta halal kepada orang yg didzalimi terlebih dahulu, untuk dosa kepada sesama manusia.
او يدعو لفقير بنحو مائة دينار وليس له جهة يتسهل منها ذلك. ويقول هذا من الرحمة بالخلق. لانه مخالف لنصوص الشرع
Dan juga tidak diperbolehkan seseorang mendo’akan orang yang faqir supaya mendapatkan uang, misalkan 100 dinar. Padahal dia tidak punya pekerjaan atau tidak mempunyai jalan yang memudahkan untuk mendapatkan 100 dinar itu. Kemudian seseorang (yang berdo’a) itu berkata, ini adalah sebagian dari bentuk mengasihi terhadap makhluk Allah. Hal ini tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan dalil-dalil nash yang terdapat pada syari’at islam.
Mimpi Bertemu Imam Al Ghazali
رؤي الغزالى فى النوم. فقيل له ما فعل اللّه بك. فقال أوقفني بين يديه. و قال لي بما قدمت علي. فصرت أذكر أعمالي. فقال لم أقبلها، وإنما قبلت منك ذات يوم نزلت ذبابة على مداد قلمك لتشرب منه. و أنت تكتب فتركت الكتابة حتى أخذت حظها، رحمة بها. ثم قال تعالى امضوا بعبدي إلى الجنة
Kisah ini menceritakan mimpi seorang yang sholeh. Yang dalam mimpinya bertemu dengan imam Al Ghazali. Kemudian orang itu bertanya, “Apa yang telah dilakukan Allah terhadapmu?”
Imam Al Ghazali menjawab, “Allah menahanku dihadapan Nya, kemudian Allah bertanya kepadaku. Apa saja amal ibadahmu yang engkau bawa untuk ku? Kemudian aku menyebutkan amal-amal ibadahku. Setelah itu, Allah berkata kepadaku, amal-amal itu tidak aku terima. Tapi amalmu yang aku terima adalah ketika suatu hari. Engkau sedang menulis kitab, tiba-tiba ada seekor lalat yang hinggap di tempat tinta dari alat tulismu untuk meminumnya. Dan engkau yang sedang menulis, akhirnya berhenti untuk menulis karena kasihan jika mengganggu lalat yang sedang minum di tempat tinta itu. Sehingga akhirnya lalat itu meminum tinta yang yang ada di tempat tinta itu sesuai keinginannya. Itu karena engkau kasihan terhadap lalat itu. Kemudian Allah berkata, bawalah hambaku ini (yaitu imam Al Ghazali) untuk masuk ke dalam surga.”
Dari kisah ini walaupun sekedar mimpi tapi mimpi ini sangat masyhur. Karena terdapat hikmah yang bisa diambil dari mimpi ini. Diantaranya yaitu, seseorang tidak boleh bangga dengan amal ibadahnya, karena dia masih belum tahu diterima atau tidaknya amalnya disisi Allah. Selain itu, seseorang tidak boleh meremehkan kebaikan walaupun kecil. Karena bisa jadi, amal kecil itulah yang bisa menjadi perantara kehendak Allah untuk memberikan rahmat kepadanya.
Do’a dari Rasulullah Saw. untuk Umatnya yang Pengasih
و فى قوله صلى اللّه عليه و سلم يرحمكم روايتان. الجزم على أنه جواب الأمر. والرفع على أنه جملة دعائية. وهو أولى لأن دعاءه صلى اللّه عليه و سلم غير مردود
Hadist kedua tentang perintah untuk mengasihi makhluk Allah ini, pada lafadz يرحمكم boleh dibaca dengan menggunakan dua riwayat bacaan :
Riwayat pertama dibaca jazm yaitu يَرْحَمْكُمْ sehingga menjadi jawab dari kalam amar. Dan maknanya menjadi “maka makhluk Allah yang ada di langit akan mengasihimu.”
Riwayat kedua dibaca rofa’ yaitu يَرْحَمُكُمْ sehingga menjadi jumlah du’aiyyah atau susunan kalimat untuk berdo’a. Dan maknanya menjadi “maka semoga makhluk Allah yang ada di langit akan mengasihimu.”
Dan untuk riwayat yang lebih utama adalah riwayat yang kedua karena mendapatkan do’a dari Rasulullah Saw. Sedangkan do’a dari Rasulullah Saw. tidak akan ditolak oleh Allah.
Terjemah Nashoihul Ibad Halaman 3
Pada keterangan sebelumnya dijelaskan bahwasannya salah satu bentuk memberi kasih sayang kepada makhluk adalah dengan cara mendoakannya. Berikut ini beberapa doa yang tujuannya adalah mendoakan umat muslim yang lain. Dan doa-doa ini selain untuk mendoakan muslim yang lain. Juga berfaidah supaya bisa mendapatkan khusnul khotimah.
Sebab-sebab Mendapatkan Khusnul Khotimah
Bagi yang ingin menyimak ulasan dari ngaji nashoihul ibad ini dengan melihat naskah aslinya. Bisa dilihat di kitab nashoihul ibad halaman 3 :
و من أسباب حسن الخاتمة المواظبة على هذا الدعاء
Dan sebagian dari sebab-sebab mendapatkan khusnul khotimah adalah dengan cara melanggengkan untuk membaca doa ini :
اَللّٰهُمَّ أَكْرِمْ هَذِهِ الْأُمَّةَ الْمُحَمَّدِيَّةَ بِجَمِيْلِ عَوَائِدِكَ فِي الدَّارَيْنِ إِكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
Artinya : “Ya Allah, muliakanlah umat Nabi Muhammad ini dengan baiknya imbalan atau royalti di dunia dan akhirat, karena untuk memuliakan siapa saja yang engkau jadikan sebagai umat Nabi Muhammad Saw.”
و منها المواظبة على هذا الدعاء بين سنة الصبح و فرضه وهو
Dan yang bisa menjadi sebab mendapatkan khusnul khotimah yang lain adalah dengan melanggengkan membaca doa ini pada waktu antara shalat sunnah fajar atau qobliyyah subuh dan shalat shubuh :
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ احْفِظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرْجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa-dosa umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah sayangilah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah tutupilah kejelekan-kejelekan umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah benarkanlah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah perbaikilah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah sehatkanlah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ya Allah lindungilah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW.”
“Ya Allah sayangilah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang yang luas, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah ampunilah umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan ampunan yang luas, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah berilah kelapangan umat junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan kelapangan yang engkau berikan dengan segera, wahai Tuhan semesta alam.”
و منها ملازمة هذا الدعاء و هو
Selain doa-doa diatas, ada doa lagi yang untuk diri sendiri dan juga bisa menjadi sebab mendapatkan khusnul khotimah. Berikut ini doa nya :
يَا رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اِغْفِرْلِيْ كُلَّ شَيْءٍ وَ لَا تَسْأَلْنِيْ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَ لَا تُحَاسِبْنِيْ فِيْ كُلِّ شَيْءٍ. وَاعْطِنِيْ كُلَّ شَيْءٍ
Artinya : “Wahai Tuhan setiap sesuatu, dengan kekuasaan Mu terhadap setiap sesuatu, ampunilah setiap sesuatu yang ada pada diriku, janganlah Engkau bertanya setiap sesuatu yang ada pada diriku, janganlah engkau hisab setiap sesuatu yang ada pada diriku dan berilah aku setiap sesuatu (yang aku minta).”
Terjemah Nashoihul Ibad Bab 2
Untuk kali ini, artikel ini akan menerjemahkan kitab Nashoihul Ibad bab 2 dengan tetap menulis naskah asli kitab Nashoihul Ibad. Dengan tujuan supaya bisa mempelajari kitab Nashoihul Ibad yang asli sekaligus dengan terjemahannya. Dengan demikian bisa lebih mantap dan bisa dicek dengan mudah di kitab Nashoihul Ibad yang masih original dan tanpa terjemahan.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2
باب الثنائ
و فيه ثلاثون موعظة أربعة أخبار و الباقى آثار. و نعنى بالأخبار أقوال النبى صلى اللّٰه عليه و سلم. و بالآثار أقوال الصحابة و التابعين
Bab ini menjelaskan tentang hadits-hadits yang menjelaskan tentang 2 perkara. Dalam bab ini ada 30 nasehat. 4 nasehat berupa Hadits Nabi (Hadits Akhbar) dan yang 26 nasehat berupa Hadits Sahabat (Hadits Atsar). Yang dimaksud dengan Hadist Nabi (Hadits Akhbar) adalah perkataan-perkataan dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Sedangkan yang dimaksud dengan Hadits Sahabat (Hadits Atsar) adalah perkataan-perkataan sahabat-sahabat Nabi.
Maqolah Pertama
فمنه اى فالمقالة الأولى من المنبهات الثنائية ما روى عن النبي صلى اللّٰه عليه و سلم أنه قال : خَصْلَتَانِ لَاشَيْءَ أَفْضَلُ مِنْهُمَا الْإِيْمَانُ بِاللّٰهِ وَ النَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ. بالمقال أو الجاه أو المال أو البدن
Maqolah pertama dari kitab Nashoihul Ibad bab 2 yaitu hadits berikut ini :
خَصْلَتَانِ لَاشَيْءَ أَفْضَلُ مِنْهُمَا الْإِيْمَانُ بِاللّٰهِ وَ النَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya : “Dua perkara yang paling utama dan tidak ada yang bisa menandinginya yaitu : iman kepada Allah dan bermanfaat untuk umat Islam.”
Hadits Dua Perkara yang Tidak Ada Tandingannya
Hadits diatas menjelaskan bahwa ada dua perkara yang dimiliki oleh seorang muslim yang keutamaannya tidak ada tandingannya, yaitu Iman kepada Allah dan bermanfaat untuk umat Islam.
1. Iman Kepada Allah
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan bahwasanya iman atau kepercayaan kepada Allah adalah sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh seorang muslim. Dengan iman ini seseorang akan menjadi seorang yang selalu mendapat ridho Allah. Dan dengan ridho Allah maka hidup akan terasa lebih mudah dan bahagia. Iman ini ada beberapa tingkatan. Sehingga semakin kuat iman atau kepercayaan kepada Allah maka semakin kuat juga keteguhan hati dan usaha seseorang.
Hubungan Iman dengan Hasil Usaha
Kita percaya dan yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa, memudahkan urusan, memberi petunjuk, memberi pertolongan dan memberi rezeki. Dan semua itu tergantung pada usaha-usaha untuk merubah takdir kita. Jika tidak berusaha maka tentu saja Allah tidak akan memberi apa saja yang kita butuhkan.
Usaha ini sangat menentukan keberhasilan, semakin besar usaha seseorang maka semakin besar pula keberhasilan yang akan diberikan Allah. Keimanan seperti inilah yang menjadikan seseorang akan selalu optimis ketika mencoba untuk berusaha mendapatkan keinginannya.
Terkadang ada seseorang yang ingin berhasil dan sukses tapi hanya mengandalkan keyakinan bahwa Allah akan memberi kesuksesan untuknya. Tapi ia tidak berusaha, maka ia hanyalah berandai-andai saja. Dan keberhasilan itu tidak akan tercapai.
Oleh karena itu keimanan seseorang tidak hanya berupa keyakinan tapi harus dengan adanya upaya untuk mendapatkan keinginannya itu. Kita ketahui bahwasanya memang kemampuan manusia sangat terbatas, tapi dengan adanya upaya atau usaha maka Allah pasti akan membalasnya dengan balasan yang sesuai dengan usahanya itu walaupun usaha itu kecil. Karena setiap seorang akan mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan usahanya sendiri.
Dari sini kita bisa memahami, apa saja yang kita miliki saat ini. Baik berupa kebahagiaan keluarga, ilmu dan harta. Semuanya tidak lepas dari anugerah dari Allah SWT yang telah ditetapkan untuk kita dan sesuai dengan kadar usaha kita. Kita berpikir sejenak tentang kemajuan kehidupan atau kesuksesan dimasa depan. Maka jika kita tidak merubah diri kita sendiri, kemajuan dan kesuksesan itu hanya rencana dan angan-angan.
Jadi, untuk mendapatkan keinginan harus ada kemauan untuk merubah diri sendiri. Jika tidak maka keadaan seseorang tidak akan berubah. Bahkan bisa jadi akan mengalami kemunduran dengan adanya perkembangan zaman.
Kemauan yang Kuat untuk Berubah
Secara kasat mata bahwasannya kesuksesan adalah sesuatu perubahan dari hal yang awalnya biasa menjadi luar biasa. Dari sini sudah bisa dipahami bahwasannya untuk mendapatkan kesuksesan itu diperlukan perubahan yang sangat besar. Perubahan-perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Namun perubahan-perubahan itu harus mengarah pada tujuan kesuksesan itu. Dari sinilah kita tahu bahwa penting nya menentukan tujuan yang jelas.
Perubahan ini memang tidak mudah, karena butuh proses. Kemampuan untuk berubah hanya bisa dilakukan secara bertahap. Tidak bisa langsung berubah secara besar-besaran karena keterbatasan kemampuan. Jika mampu berubah secara besar-besaran maka boleh saja seperti itu. Tapi kalau belum bisa, sedikit-sedikit saja terlebih dahulu yang penting mempunyai tujuan yang jelas.
Kalau iman atau percaya kepada Allah bahwasannya Allah akan merubah keadaan menjadi lebih baik dengan cara berusaha. Maka kita harus berusaha dengan cara merubah diri kita sendiri.
Iman dengan Balasan dari Allah
Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri sendiri akan berdampak pada hasil yang akan didapatkan. Istilahnya kita bekerja kepada Allah dan yang menggaji adalah Allah. Hal ini adalah gambaran yang paling mudah untuk peran dari keimanan kepada Allah. Karena setiap seseorang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan amalnya. Bisa dikatakan juga setiap seseorang akan diberi balasan atau gaji atau pahala dari Allah sesuai dengan amal baiknya masing-masing.
Dengan keimanan dan keyakinan kepada Allah ini, maka seseorang akan lebih bersemangat untuk merubah diri sendiri. Menjadi lebih baik disisi Allah dan juga umat muslim yang lain. Kesuksesan adalah sebuah balasan atau secara mudah nya adalah bayaran dari Allah atas semua usaha kita.
Jangan pernah putus asa karena Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi. Selalu berubah untuk mendapatkan apapun yang saat ini menjadi tujuan pasti kita. Karena perubahan pada diri kita adalah perjalanan menuju kesuksesan dimasa depan.
2. Bermanfaat untuk Umat Islam
Hal yang kedua yang keutamaannya tidak ada tandingannya setelah Iman kepada Allah adalah bermanfaat untuk umat Islam. Mengapa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mengatakan bermanfaat untuk diri sendiri atau keluarga sendiri?
Menjadi seorang yang bermanfaat adalah sesuatu yang sangat mulia dan banyak yang menyukainya. Hal ini adalah wajar, jika biasanya orang yang bisa memberikan andil yang banyak ditengah masyarakat akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dihati masyarakat. Banyak yang suka dan senang dengan orang tersebut.
Bermanfaat di Dunia Maya
Masyarakat disini bukan hanya didunia nyata saja, namun didunia maya juga termasuk dari masyarakat umum. Melihat sekarang teknologi informasi yang sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Sehingga jika ada orang yang bisa memberikan andil besar ditengah dunia maya. Maka ia juga akan mendapatkan kedudukan yang tinggi dihati penggemarnya. Bahkan bisa menarik simpati yang lebih banyak daripada didunia nyata, karena dunia maya yang cakupannya lebih luas.
Contoh nya seperti dakwah-dakwah di medsos seperti ceramah-ceramah Gus Mus, Gus Baha.
Macam-macam Memberi Manfaat untuk Orang Lain
Kitab Nashoihul Ibad bab 2 juga menjelaskan tentang macam-macam memberi manfaat untuk orang lain. Berikut ini adalah macam-macam manfaat untuk orang lain khususnya sesama muslim :
1. Perkataan
Urutan pertama dalam memberi manfaat untuk orang lain adalah dengan perkataan. Hal ini merupakan hal yang paling bermanfaat. Bisa berupa mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan. Baik ilmu agama maupun ilmu pendidikan yang lain. Karena ilmu ini bisa menjadi bekal yang sangat berharga. Dengan ilmu maka kedudukan, kekayaan dan kesehatan bisa didapatkan. Intinya ilmu ini sangat dibutuhkan oleh banyak orang.
Terutama ilmu untuk mendapatkan kedudukan disisi Allah dan disisi manusia, ilmu untuk mendapatkan penghasilan atau uang dan yang terakhir adalah ilmu untuk menjaga kesehatan. Ketiga ilmu ini adalah ilmu yang menjadi pokok dari semua ilmu. Karena semua ilmu pada akhirnya akan mengantarkan seseorang untuk mendapatkan kedudukan, kekayaan dan kesehatan.
Perkataan ini tidak hanya berupa ceramah, mengajar di kelas, tapi juga dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, bagi yang hobinya menulis, hal ini sangat baik sekali untuk dijadikan sebuah bakat yang terus-menerus dikembangkan. Sehingga dengan tulisan itu, ilmu-ilmu yang dimilikinya bisa ditularkan dan dimanfaatkan oleh orang lain.
2. Kedudukan
Urutan kedua yang dijelaskan di kitab Nashoihul Ibad bab 2 adalah memberi manfaat dengan kedudukan. Bagi seseorang yang memiliki ilmu, maka ia pasti akan memiliki kedudukan yang tinggi.
Harus yakin bahwasannya Allah pasti akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman, beramal sholeh dan memiliki ilmu. Dengan keyakinan ini, maka kita akan lebih mantap untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki.
Oleh karena itulah bagi yang masih dalam masa-masa belajar. Harus terus semangat dan yakin dengan ilmu ia akan diangkat derajatnya oleh Allah. Tapi bagi yang sudah berkeluarga, tentu saja banyak kesibukan. Walaupun begitu, tetap saja harus selalu mencari ilmu karena diatas langit masih ada langit dan mencari ilmu itu mulai dari gendongan bayi sampai akhir hayat.
Dengan adanya kedudukan atau derajat dari Allah ini, seseorang bisa bermanfaat untuk umat. Bisa membantu dengan kekuasaan nya. Dan mengayomi orang-orang yang berada di wilayah kekuasaan nya itu. Atau juga memanfaatkan kedudukan nya untuk meningkatkan ekonomi mereka.
3. Harta
Urutan ketiga adalah bermanfaat dengan harta. Mengapa harta berada diurutan ke tiga? Hal ini dikarenakan kedudukan juga bisa dijadikan alat untuk mengeruk kekayaan atau harta. Namun harta atau uang inu pasti dibutuhkan semua orang. Yaitu dengan cara membantu sesama dengan hartanya. Hal ini adalah sangat baik dan tidak ada bandingannya. Karena bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Menjadi orang yang kaya harta dan dermawan ini adalah salah satu cita-cita yang sangat mulia. Sehingga bekerja untuk mendapatkan harta harus senantiasa dengan niat yang baik, yaitu supaya bisa membahagiakan keluarga, saudara dan orang-orang disekitarnya. Motivasi seperti ini sangat penting untuk dijadikan tujuan utama. Karena tidak jarang seseorang yang berusaha tapi tidak tahu tujuan pastinya apa.
4. Badan
Urutan keempat atau terakhir adalah memberi manfaat dengan badan. Skill atau kemampuan seseorang berbeda-beda. Tentunya jika skill itu dimanfaatkan sesuai dengan kemampuannya maka hasilnya akan lebih maksimal. Oleh karena itu, seseorang yang memilih pekerjaan atau menempatkan karyawan biasanya melihat skill atau kemampuannya.
Dalam pembahasan ini adalah memberi manfaat dengan bantuan tenaga badan. Kita melihat orang yang sudah tua, kemudian kita bantu untuk menyeberang jalan, merawat orang yang sakit, atau juga ikut kerja bakti yang diadakan di lingkungannya. Ini adalah contoh-contoh pekerjaan yang sangat mulia. Karena bisa bermanfaat untuk orang lain dengan tenaga yang dimilikinya.
Siapakah Manusia yang Paling Berbahagia?
Berikut ini adalah hadits yang menjelaskan tentang kitab Nashoihul Ibad bab 2 Maqolah pertama.
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ اَصْبَحَ لَا يَنوِى الظُّلْمَ عَلَى اَحَدٍ غُفِرَ لَهُ مَا جَنَى، وَ مَنْ اَصْبَحَ يَنْوِى نُصْرَةَ الْمَظْلُوْمِ وَ قَضَاءِ حَاجَةِ الْمُسْلِمِ كَانَتْ لَهُ كَاَجْرِ حَجَّةٍ مَبْرُوْرَةٍ
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa yang dipagi hari tidak berniat untuk menganiaya (mendzalimi) terhadap seseorang, maka ia diampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat. Dan barang siapa yang dipagi hari berniat untuk membantu orang yang terdzalimi atau berniat untuk memberi sesuatu yang dibutuhkan seorang muslim, maka ia mendapatkan pahala seperti ibadah haji yang mabrur.”
Kita berniat saja sudah dapat ampunan dan pahala haji yang mabrur. Dari sini kita bisa memahami pentingnya sebuah niat. Karena kalau kita sudah punya niat yang serius. Pasti kita akan berusaha untuk melakukan apa yang kita niatkan itu. Kita niat menjadi orang yang gemar bersholawat, beribadah dan bekerja. Maka karena kita sudah punya niat, maka usaha-usaha yang kita lakukan secara reflek juga akan sejalan dengan apa yang kita niatkan.
Apalagi kalau niatnya baik, seperti berniat untuk tidak mendzalimi orang lain. Maka ia akan berbuat yang baik-baik saja selama hari itu dan tidak ingin menyakiti atau mendzalimi siapapun. Oleh karena itu, dengan niat seperti itu saja, maka ia mendapatkan ampunan dari dosa-dosanya yang telah lalu. Karena memang dampak dari niat itu juga sangat mempengaruhi apa yang akan ia lakukan.
Kemudian yang kedua adalah niat yang memilki pahala seperti ibadah haji. Belum berbuat apa-apa dan hanya niat saja sudah mendapatkan pahala yang sama seperti ibadah haji. Tentu ini hal ini sangat mudah dan sayang sekali untuk dilewatkan jika kita tidak punya niat ini.
Amalan apa saja yang pahalanya seperti haji? Salah satunya yang paling mudah adalah berniat untuk membantu orang yang terdzalimi atau berniat untuk memberi sesuatu yang dibutuhkan seorang muslim. Walaupun hanya niat seperti ini, pahalanya tidak bisa diremehkan. Setiap pagi kita niatkan diri kita untuk membantu orang yang terdzalimi atau memberi sesuatu yang dibutuhkan seorang muslim.
Kalau kita setiap hari niat seperti itu, maka kita seperti melakukan ibadah haji yang mabrur setiap hari. Karena niat ini adalah salah satu amalan seperti ibadah haji yang paling mudah. Karena hanya berupa niat, yang tentunya niat ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita akan memiliki karakter suka menolong dan membantu terhadap sesama. Selain itu, niat ini juga bisa menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak mampu.
Allah sangat senang jika ada orang diberi rezeki kemudian rezeki itu ternyata digunakan untuk menolong dan membantu orang lain. Karena Allah sangat senang, maka karakteristik rezeki adalah senang dengan orang yang suka menolong dan membantu orang lain. Allah akan selalu memberikan kekuatan dan memudahkan rezeki orang yang hatinya selalu ingin menolong dan membantu orang lain. Sehingga orang ini selalu bergelimangan dengan rezeki atau harta dari Allah SWT. Karena Allah tahu bahwa jika orang ini diberi rezeki, maka pasti ia akan gunakan rezeki itu untuk membantu orang lain.
Jadi, mulai saat ini niatkan pada hati kita setiap pagi sebelum menjalankan aktifitas sehari-hari yaitu berniat tidak mendzalimi orang lain, menolong orang yang terdzalimi dan memberi sesuatu yang dibutuhkan oleh sesama muslim.
Walaupun niat ini tidak membutuhkan harus memiliki segalanya terlebih dahulu. Namun niat ini adalah niat yang diucapkan setiap pagi jika ingin setiap hari mendapatkan ampunan dari Allah dan pahala ibadah haji yang mabrur.
Karena siapakah manusia yang paling berbahagia? Jawabannya : mereka adalah yang membuat bahagia manusia yang lain (membahagiakan orang lain).
Sebaik-baiknya Manusia adalah Orang yang Membawa Manfaat bagi Orang Lain
Ada sebuah ungkapan bahasa Arab atau kata mutiara bahasa Arab yang berbunyi :
سُؤِلَ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ اَلْجَوَابُ مَنْ أَسْعَدَ النَّاسَ
Artinya : Ditanyakan, “Siapakah manusia yang paling berbahagia?” Jawabanya, “Manusia yang membuat bahagia Manusia yang Lain.”
Mungkin diantara kita yang saat ini sedang bersedih, gundah gulana karena sedang mendapatkan ujian dari Allah SWT. Dan ingin ujian itu segera berakhir dan menjadi kebahagiaan. Caranya yaitu bahagiakanlah orang lain, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan dari Allah SWT.
Bagaimana tidak, seseorang yang berbuat kebaikan pahalanya minimal 10 kali lipat dari kebaikan itu. Jika kita membuat bahagia seseorang seperti anak kita, istri atau suami, orang tua kita atau saudara kita. Maka kita pasti dibalas oleh Allah dengan memberi kita kebahagiaan yang berlipat-lipat.
Sehingga, dengan seringnya kita membahagiakan orang lain. Maka semakin banyak pula kebahagiaan yang kita dapatkan dari Allah SWT. Dan bisa menjadi golongan dari manusia-manusia yang paling berbahagia di dunia. Jadi, sudah tahu kan siapa manusia yang paling berbahagia? Ingin menjadi manusia yang paling berbahagia?
Penjelasan tentang siapa manusia yang paling berbahagia ini selaras denga hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَ قَالَ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : أَحَبُّ الْعِبَادِ إِلَى اللّٰهِ أَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاس، وَ أَفْضَالُ الْعِبَادَةِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى قَلْبِ الْمُؤْمِنِ، يَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِى لَهُ دَيْنًا
Artinya : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baiknya manusia disisi Allah adalah orang yang membawa manfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya ibadah adalah memasukkan kebahagiaan kepada hati orang yang beriman. Yaitu seperti memberinya makan ketika lapar, menghilangkan kesusahannya dan membayarkan hutangnya.”
Hadist diatas menjelaskan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang membawa manfaat bagi orang lain. Dan manfaat yang paling utama yang bisa diberikan kepada seseorang adalah dengan memasukkan kebahagian kepada hati orang yang beriman. Membahagiakan hati orang yang beriman merupakan ibadah yang paling utama dibanding ibadah yang lain. Karena semua orang pasti membutuhkan kebahagiaan.
Selain itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberi contoh bermanfaat bagi orang lain :
1. Memberi makan kepada orang yang lapar.
2. Menghilangkan kesusahan orang lain.
3. Membayarkan hutang orang yang memiliki hutang.
Ketiga contoh bermanfaat bagi orang lain ini merupakan ibadah yang lebih diprioritaskan untuk membahagiakan orang lain. Karena ketiga contoh bermanfaat bagi orang lain dalam hadits tersebut adalah contoh bermanfaat bagi orang lain yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Memilih yang Terbaik dari yang Baik
وَ خَصْلَتَانِ لَا شَيْءَ أَخبَثُ مِنْهُمَا اَلشِّرْكُ بِاللّٰهِ وَ الضُّرُّ بِالْمُسْلِمِيْنَ
Artinya : “Dan ada dua perkara yang paling kotor dan tidak ada yang lebih kotor dari dua perkara itu, yaitu menyekutukan Allah dan berbuat sesuatu yang membahayakan bagi sesama muslim.”
Setelah Rasulullah shallâllahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan ada dua perkara yang paling hebat dan paling utama. Kemudian Rasulullah shallâllahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dua perkara paling kotor dari yang paling kotor atau terburuk dari yang terburuk.
Dari hadist ini bisa kita ambil sebuah hikmah bahwa dalam setiap sesuatu yang kita lakukan pasti banyak pilihannya. Memilih yang terbaik dari yang baik. Dan mengantisipasi hal yang terburuk dari yang buruk.
Dalam memilih sesuatu yang baik kriterianya ada dua, yaitu yang dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan yang paling bermanfaat untuk sesama manusia khususnya sesama muslim. Dua perkara inilah yang bisa digunakan untuk mempertimbangkan mana yang akan dipilih jika kita dihadapkan pada pilihan yang sama-sama baiknya.
Sedangkan sesuatu yang terburuk dari yang buruk (yaitu menyekutukan Allah dan berbuat sesuatu yang membahayakan bagi sesama muslim) kita hindari sejauh-jauhnya karena yang kita pilih adalah yang terbaik dari yang baik.
2 Esensi Utama Perintah Allah
فى أبدانهم أو أموالهم فإن جميع أوامر اللّٰه تعالى ترجع إلى خصلتين التعظيم للّٰه تعالى و الشفقة لخلقه. كقوله تعالى أقيموا الصلاة و آتوا الزكاة و قوله تعالى اشكرلى و لوالديك
Tidak diperkenankan berbuat buruk terhadap sesama manusia khususnya sesama muslim baik pada anggota badan mereka ataupun harta mereka. Hal ini disebabkan bahwasanya semua perintah Allah kembali pada esensi utama yang terdiri dari 2 hal. Esensi utama itu adalah mengagungkan Allah dan berbelas kasih kepada sesama makhluk Allah.
Kita melaksanakan perintah Allah pasti tujuannya ada 2, yaitu untuk mengagungkan Allah dan untuk berbelas kasih sesama manusia.
Seperti firman Allah :
“Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat” (QS. An Nur : 56)
Dirikanlah sholat berarti perintah untuk mengagungkan Allah dan menunaikan zakat adalah perintah untuk berbelas kasih kepada sesama.
Dan juga firman Allah :
“Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu” (QS. Luqman : 14)
Bersyukur kepada Allah berarti perintah untuk mengagungkan Allah dan bersyukur kepada kedua orang tua memiliki arti belas kasih kepada kedua orang tua.
Dari sini kita menjadi tahu apa tujuan sebenarnya perintah-perintah Allah. Mengetahui betapa agungnya kekuasaan Allah karena Allah yang memberikan janji surga bagi yang taat kepada perintah Nya dan mengancam neraka bagi yang melanggar larangan Nya. Dan betapa belas kasihnya Allah untuk semua makhluk ciptaan Nya karena Allah selalu memberikan belas kasih kepada siapapun yang mempunyai belas kasih kepada sesama.
Mengembalikan Kedzaliman dan Menjaga Konsekwensi (Tanggung Jawab)
روى عن أويس القرن أنه قال: مررت فى بعض سياحتى براهب فقلت يا راهب ما أول درجة يرقاها المريد قال رد المظالم و خفة الظهر من التبعات فانه لا يصعد للعبد عمل و عليه تبعة أو مظلمة
Diriwayatkan dari Uwais Al Qarni rahimahullah bahwasannya ia berkata :
“Dalam suatu perjalanan aku bertemu dengan seorang pertapa. Kemudian aku bertanya kepadanya, “Perkara apa yang pertama kali dapat mengangkat derajat orang yang menginginkan kehidupan di Akhirat?”.
Pertapa itu menjawab, “Mengembalikan kezaliman dan meringankan beban diri dari konsekwensi (tanggung jawab). Karena sesunguhnya, amal ibadah seorang hamba tidak dapat naik kepada Allah (diterima ibadahnya) jika ia masih punya konsekwensi (tanggung jawab) dan kedzaliman.”
Mengembalikan kedzaliman atau penganiyaan kepada yang berhak adalah hal yang pertama kali dibutuhkan untuk bisa mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah kelak di Akhirat.
Begitu juga menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab. Menjaga konsekwensinya sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga atau menjadi apapun yang memiliki konsekwensi atau tanggung jawab. Baik tanggung jawab itu berupa tanggung jawab yang kecil maupun besar. Hal ini akan mengangkat derajat dan martabat tidak hanya di dunia saja, tapi di Akhirat juga mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah.
Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah Ke 2
و المقالة الثانية
Maqolah Kedua
قال) النبى (عليه السلام : عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ) أى العاملين (وَ اسْتِمَاعِ كَلَامِ الْحُكَمَاءِ) أى العالمين بذات اللّٰه تعالى المصيبين فى أقوالهم و أفعالهم (فَاِنَّ اللّٰهَ يُحْيِ الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ) اى العلم النافع (كَمَا يُحْيِ الْأَرْضَ الْمَيْتَةَ بِمَاءِ الْمَطَرِ)
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Konsistenkan dirimu untuk duduk bersama (mengikuti majelis) ulama yang mengamalkan ilmunya dan mendengarkan kata-kata mutiara dari (ulama) ahli ilmu hikmah, karena sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang mati dengan cahaya ilmu hikmah seperti Allah menghidupkan bumi yang kering dengan air hujan.”
Hati yang mati adalah hati yang selalu memikirkan dunia yang penuh dengan kenikmatan fatamorgana. Sedangkan hati yang hidup adalah hati yang selalu memprioritaskan akhirat sebagai tujuan utama.
Supaya hati itu hidup maka resep yang di ajarkan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah konsisten mendekati ulama dan mengikuti kajian para ulama, yaitu ulama yang mengamalkan ilmunya dan ulama yang mengetahui dzatnya Allah (ma’rifat kepada Allah) sehingga apa yang diucapkannya dapat memberikan bekas dalam hati orang yang mendengarkannya. Tingkah laku ulama’ tersebut dapat menjadi contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ulama adalah pewaris para nabi, sehingga dengan kita dekat dengan ulama berarti kita dekat dengan pewaris para nabi. Dekat dengan ulama inilah yang akan menjadikan hati hidup, tentram
dan damai. Hati yang selalu berfikir bekal apa yang akan dipersiapkan untuk kehidupan setelah mati (akhirat).
Perbedaan Keinginan Dunia dan Keinginan Akhirat
Dalam penjelasan ini, saya akan mengambil contoh keinginan ketika membaca sholawat.
Ingin punya rumah, mobil, motor, hutang lunas atau keinginan yang lain? Baca sholawat aja! Memang bisa? Apakah boleh sholawat supaya punya rumah, mobil dll?
Membaca sholawat adalah perintah Allah. Jika seseorang membaca sholawat, berarti dia sedang menjalankan perintah Allah. Jika dia sedang menjalankan perintah Allah, berarti dia sedang bertakwa kepada Allah. Jika dia sedang bertakwa kepada Allah, berarti dia mendapatkan janji dari Allah akan diberi Allah rezeki yang tidak disangka-sangka dan masalah-masalahnya akan diberi solusi-solusi dari Allah.
Jadi, jika ingin rumah, mobil dll caranya bisa dengan membaca sholawat yang banyak. Sehingga dapat memperoleh janji dari Allah berupa diberi Allah rezeki yang tidak disangka-sangka dan masalah-masalahnya akan diberi solusi-solusi dari Allah. Semakin sering membaca sholawat, semakin sering bertakwa kepada Allah. Maka, semakin sering mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka.
Apakah ingin rumah, mobil, motor, usaha yang sukses itu bukan keinginan duniawi? Padahal yang menjadi prioritas utama adalah Akhirat?
Dalam hal ini ada sesuatu yang sangat tipis dan menjadi penentu apakah itu dunia atau akhirat. Sebenarnya, semua yang kita kerjakan, semua yang kita inginkan bisa menjadi dunia jika kita tujuannya bukan untuk ibadah kepada Allah. Tapi semua yang kita kerjakan, semua yang kita inginkan bisa menjadi akhirat jika kita tujuannya untuk ibadah kepada Allah.
Seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an bahwa tidaklah jin dan manusia diciptakan kecuali untuk beribadah.
Jadi, semua pekerjaan manusia bisa berpotensi untuk menjadi ibadah dan mendapatkan pahala.
Seperti halnya makan dan minum. Makan dan minum tergolong ibadah dan mendapatkan pahala jika tujuannya untuk beribadah. Seperti tujuannya supaya kuat untuk bekerja mencari nafkah, kuat untuk menghafal pelajaran, kuat menjalankan ibadah puasa dll. Begitu juga perkerjaan yang lain. Jika niatnya untuk ibadah, maka akan dicatat sebagai ibadah dan mendapatkan pahala.
Jika kita ingin rumah yang bagus supaya bisa untuk memuliakan tamu, ingin mobil supaya bisa lebih sering silaturahim, ingin kaya dan banyak uang supaya bisa sering bersedekah kepada orang-orang yang lemah. Maka keinginan seperti itu bukan merupakan keinginan dunia, tapi keinginan akhirat karena tujuan dari untuk mendapatkan keinginan itu adalah akhirat.
Semoga bermanfaat, dan simak terus kajian dan Terjemah Kitab Nashoihul Ibad berikutnya.
Tentang Penulis
Khodim Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien
***
Ingin ikut membaca sholawat nariyah 4444x bersama-sama dari Indonesia dan luar negeri? Yuk gabung sekarang melalui tombol ini:
Gabung Sekarang